Sungai Citarum adalah salah satu perairan darat yang harus dikelola oleh Privinsi Jawa Barat. Sungai tersebut mengaliri tiga waduk, salah satunya Waduk Saguling yang terletak di Kabupaten Bandung Barat. Waduk tersebut berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), area budidaya, jalur transportasi. Penurunan kondisi perairan seperti terjadinya eutrofikasi dapat menimbulkan pertumbuhan eceng gondok. Pemantauan langsung secara berkala dibutuhkan tetapi memerlukan biaya dan waktu yang relatif banyak. Maka dari itu diperlukan metode pemantauan yang lebih efisien. Riset ini bertujuan untuk menghitung luasan area yang distribusi eceng gondok di Waduk Saguling dari tahun 2019 sampai tahun 2023. Riset ini menggunakan citra Sentinel-2 dan NDVI dari Snetinel EO Browser pada tahun 2019 sampai 2023 dengan tiga citra per tahun untuk mewakili musim berbeda. Citra satelit diproses dengan klasifikasi tidak terbimbing untuk memperoleh luasan eceng gondok. Uji akurasi dilakukan dengan menempatkan assesment points secara acak pada citra NDVI dan membandingkannya dengan citra yang memiliki resolusi lebih tinggi dari PlanetScope natural colors. Hasil menunjukkan bahwa luasan eceng gondok di tahun 2019 berkisar antara 242,98 sampai 953,55 hektar, tahun 2020 dari 766,21 sampai 1165,12 hektar, tahun 2021 dari 265,55 sampai 1008,77 hektar, tahun 2022 dari 316,21 sampai 407,33 hektar, dan pada tahun 2023 dari 271,29 sampai 1102,6 hektar. Distribusi eceng gondok umumnya ditemukan di area budidaya dan/atau dekat dengan aktivitas manusia. Sementara yang paling sedikit hingga tidak ada sama sekali berada di area bendungan. Luasan eceng gondok di Waduk Saguling cenderung fluktuatif dengan kenaikan pada musim penghujan. Distribusi dan luasan yang dihasilkan klasifikasi dipengaruhi masukan nutrien dari keramba jaring apung ataupun runoff dan juga gangguan pada sensor satelit yang membatasi kemampuan klasifikasi.
Copyrights © 2025