Volume ekspor sempat melonjak dalam beberapa tahun terakhir, namun produksi kopi Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Perlu analisis lebih lanjut tentang keunggulan komparatif dan daya saing Indonesia serta tren dalam mempengaruhi kondisi perdagangan kopi di pasar global. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Metode analisis yang digunakan adalah: Herfindahl Index (HI) untuk menganalisis pangsa pasar. Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) untuk menganalisis daya saing kopi dan tren untuk menganalisis tren nilai ekspor kopi Indonesia mengggunakan data time series periode 2014 hingga 2023 dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square method ). Hasil penelitian HI menunjukkan karakteristik monopolistik dan oligopoli yang menunjukkan adanya konsentrasi pasar yang signifikan. Nilai RCA tahun 2023 hanya 7,78 karena mengalami fluktuasi dan relatif menurun. Hasil analisis tren yang menurun menunjukkan bahwa belum cukup kuat untuk berdaya saing. Dapat disimpulkan bahwa pasar kopi global mengalami perubahan struktur dari waktu ke waktu. Nilai RCA Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang belum cukup kuat dalam mengekspor kopi. Hasil tren yang menurun disebabkan oleh faktor peningkatan konsumsi domestik, permintaan global, harga internasional, dan kebijakan perdagangan.
Copyrights © 2025