Proses pengenalan nahwu dan shorof kepada santri pemula bukanlah hal mudah. Ada permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam proses ini. Yaitu, kelemahan santri dalam memahami dan menghafalkan konsep nahwu dan sharaf yang telah diajarkan. Oleh sebab itu, guru kelas i’dad di pondok pesantren Al Mawarits An Nabawiyyah mencoba menerapkan aktifitas “Berbaris dan Menjawab” sebagai bentuk praktik baik dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan 1) Pembelajaran nahwu dan sharaf bagi santri tingkat i’dad. 2) Bagaimana potret aktifitas “Berbaris dan Menjawab” dalam pembelajaran nahwu dan sharaf di kelas i’dad. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis naratif inkuiri. Pemerolehan data dilakukan dengan 2 teknik. Yaitu, observasi partisipatif selama aktifitas pembelajaran berlangsung dan wawancara dengan guru kelas i’dad. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan 3 tahap sesuai dengan model analisis Miles & Huberman. Yaitu, reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan 2 kesimpulan. 1) Pembelajaran nahwu dan sharaf bagi kelas i’dad menekankan pengenalan konsep nahwu dan sharaf. Sehingga guru cenderung menggunakan metode hafalan dan drill. Bahan ajar yang digunakan oleh guru adalah buku “Ringkasan Teori Dasar” metode Al Bidayah. Masalah utama yang dihadapi oleh guru yaitu santri kerap lupa terhadap materi yang baru saja diajarkan di kelas sehingga guru menerapkan aktifitas “Berbaris dan Menjawab. 2) Aktifitas “Berbaris dan Menjawab” dilaksanakan 10 menit menjelang berakhirnya pelajaran. Santri berbaris dengan rapi dan masing-masing menjawab 1 pertanyaan dengan benar. Jika jawaban salah maka santri yang bersangkutan harus mengantri dan mengulang lagi hingga jawabannya benar.
Copyrights © 2025