Penelitian ini menganalisis penafsiran ayat-ayat tentang hijab dalam ruang digital melalui akun Instagram @quranreview, dengan fokus pada surah al-Nur [24]: 31 dan surah al-A’raf [7]: 20. Kajian ini bertujuan untuk memahami bagaimana akun tersebut menyajikan diskusi tentang hijab dalam konteks media sosial. Dalam surah al-Nur [24]: 31, hijab dikonstruksikan sebagai bentuk ketaatan yang sadar, dengan penekanan pada penghormatan terhadap perempuan yang belum berhijab. Sementara itu, analisis surah al-A’raf [7]: 20 menyoroti larangan hijab atas nama keseragaman sebagai bentuk pembatasan hak beragama bagi Muslimah. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes untuk menelaah bagaimana hijab dikonstruksi sebagai tanda yang dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa @quranreview menggunakan ruang digital untuk membangun narasi dakwah yang inklusif dan empatik, serta mengangkat isu-isu sosial yang berkaitan dengan kebebasan beragama Muslimah. Visualisasi dalam bentuk gambar, warna, dan simbol memperlihatkan bahwa hijab tidak hanya merupakan kewajiban agama, tetapi juga identitas, ekspresi spiritual, dan tantangan sosial dalam era modern. Pemakaian hijab tidak sekadar refleksi ketaatan, tetapi juga keberanian dalam menghadapi dinamika sosial. Studi ini menegaskan bahwa media sosial dapat menjadi ruang efektif dalam mendiseminasikan pemahaman agama yang fleksibel serta membangun kesadaran akan isu-isu sosial dalam bingkai keagamaan dan budaya.
Copyrights © 2025