Dzikir pada masyarakat Wih Tenang Toa menimbulkan perdebatan antara mereka yang lebih menyukai dzikir Jahr dan sir. Sebagian berpendapat bahwa dzikir Jahr lebih memberikan ketenangan dan menguatkan iman, sementara sebagian yang lain lebih menyukai dzikir sir. Al-Qur’an tidak secara khusus membatasi tata cara berdzikir, baik Jahr maupun sir, tetapi menekankan pentingnya kerendahan hati, ketundukan, dan kekhusyukan dalam mengingat Allah. Ayat yang relevan dalam QS. Al-A’raf: 55 dan 205 keduanya menunjukkan anjuran untuk berdzikir secara sir, tetapi tetap mengingat Allah dengan khusyuk. QS. Al-Isra’: 110. Ayat ini menunjukkan keseimbangan dalam berdzikir, tidak terlalu keras, tetapi juga tidak terlalu lembut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana zikir Jahr dilakukan di masyarakat, bagaimana penerapannya menuju ketenangan hati, dan bagaimana kaitannya dengan Al-Qur’an. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologi, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara dengan pendiri zikir Jahr dan jamaah zikir, serta kajian pustaka dari tafsir al-Qur’an dan hadis. Data dianalisis secara deskriptif-analitis untuk memahami hubungan antara metode zikir Jahr dan pengaruhnya terhadap ketenangan batin individu dan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zikir Jahr di Wih Tenang Toa dilakukan secara rutin dalam berbagai kegiatan keagamaan. Pandangan masyarakat beragam. Ada yang merasakan ketenangan batin dan kebersamaan melalui zikir.
Copyrights © 2025