Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) merupakan bagian krusial dalam sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada fase pra-hospital. Kemampuan untuk mengaktifkan sistem ini secara cepat dan tepat sangat menentukan keberhasilan intervensi kegawatdaruratan dan dapat menurunkan risiko kematian maupun kecacatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan dalam mengaktivasi SPGDT pada kejadian kegawatdaruratan pra-hospital. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan melibatkan 84 responden mahasiswa keperawatan semester enam, yang dipilih melalui teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa (65,5%) memiliki pengetahuan yang kurang, 29,7% memiliki pengetahuan cukup, dan hanya 4,8% yang memiliki pengetahuan baik. Temuan ini menunjukkan perlunya penguatan kurikulum pendidikan keperawatan, khususnya dalam bentuk pelatihan dan simulasi kegawatdaruratan. Diperlukan strategi pembelajaran berbasis pengalaman langsung (experiential learning) untuk meningkatkan kesiapsiagaan mahasiswa dalam menghadapi kondisi darurat nyata. Pengetahuan yang baik mengenai aktivasi SPGDT harus menjadi prioritas agar lulusan keperawatan siap berperan secara efektif dalam sistem penanggulangan gawat darurat di lapangan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025