Stunting merupakan masalah pertumbuhan pada anak di bawah lima tahun, di mana mereka memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari seharusnya karena kekurangan nutrisi yang berkepanjangan. Pada tahun 2020, Indonesia memiliki masalah stunting yang serius, dengan angka prevalensi 31,8% menurut data WHO, menjadikannya negara dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di Asia TenggaraTarget pemerintah dalam RPJMN 2020-2024, prevalensi stunting turun hingga 14%. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan stunting pada balita usia 24-59 bulan yang tinggal di Kabupaten Nias Utara. Studi ini menerapkan pendekatan kuantitatif analitik observasional dengan desain case control. Populasi yang diteliti mencakup seluruh balita yang tercatat di Wilayah Kabupaten Nias Utara. Studi ini melibatkan 118 balita sebagai sampel, dengan komposisi 59 balita dalam kelompok kasus dan 59 balita dalam kelompok kontrol. Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan stunting pada balita usia 24-59 bulan yang tinggal di Kabupaten Nias Utara. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kejadian stunting ada hubungannya dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nila p 0,001, riwayat pemberian MP-ASI nilai p 0,000, usia ibu saat hamil nilai p 0,000, jarak kelahiran nilai p 0,001, status pendidikan ibu didapatkan nilai p 0,000, status pekerjaan ibu nilai p 0,000, status pendapatan keluarga nilai p 0,000, pola nutrisi nilai p 0,000, penyakit infeksi nilai p 0,000, sanitasi lingkungan nilai p 0,008, status imunisasi nilai 0,008 dan pola asuh nilai p = 0,008.
Copyrights © 2024