Di zaman sekarang ini semakin banyak wanita berpendidikan dan terbukanya peluang bagi mereka berpartisipasi dalam berbagai sektor. Dengan demikian, semakin banyak wanita memutuskan untuk berperan ganda. Meskipun peran ganda dapat dilakukan wanita atau pria, akan tetapi istilah tersebut cenderung diasosiasikan untuk wanita yang sudah menikah serta menjalankan aktivitas di ranah domestik dan publik. Akan tetapi, keputusan untuk berperan memunculkan tantangan tersendiri. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena menjalani peran ganda bukanlah hal yang mudah bagi wanita, terutama ketika harus menghadapi kesulitan dalam meyeimbangkan antara tangung jawab pekerjaan dan keluarga. Ketidakseimbangan ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan seperti: konflik, ketegangan psikologis, burnout, yang pada akhirnya mempengaruhi fleksibilitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sikap wanita Gen Z terhadap keputusan peran ganda wanita. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik convenience sampling. Peneliti ini melibatkan lima partisipan wanita dari generasi Z berusia 20-26 tahun yang memiliki pemahaman mengenai peran ganda. Hasil penelitian menunjukkan umumnya wanita Generasi Z mendukung peran ganda wanita dengan motivasi utama berupa pencapaian kemandirian finansial, pemenuhan aktualisasi diri, dan peningkatan nilai diri di masyarakat. Akan tetapi, mereka menyadari adanya tantangan, seperti menyeimbangkan peran, tekanan psikologis, dan potensi konflik antara pekerjaan dan kehidupan. Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap ini meliputi kesadaran individu, orientasi tujuan, serta pengaruh dari keluarga, teman dan media sosial. Dengan demikian, wanita Gen Z memandang peran ganda sebagai pilihan yang memerlukan strategi, seperti manajemen waktu yang efektif dan dukungan yang kuat terutama dari pasangan untuk mencapai keseimbangan karir dan kehidupan pribadi.
Copyrights © 2025