Dinamika perekonomian modern menunjukkan bahwa peran pemerintah melalui kebijakan fiskal, khususnya belanja negara, sangat penting untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Pemikiran John Maynard Keynes menempatkan government spending sebagai kunci dalam mengatasi krisis dan memperkuat permintaan agregat. Dalam konteks Indonesia, belanja negara pasca pandemi COVID-19 mencapai Rp 3.325,1 triliun, meskipun tantangan fiskal seperti defisit anggaran dan ketimpangan distribusi masih ada. Kajian ini menganalisis relevansi pemikiran Keynesian dalam kerangka ekonomi politik Islam, menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan, keduanya sepakat akan perlunya intervensi pemerintah. Pendekatan Islam menambahkan dimensi moral dan sosial, sehingga penggabungan kedua pemikiran ini dapat menghasilkan kebijakan fiskal yang lebih adil dan inklusif, relevan dalam menghadapi tantangan global.
Copyrights © 2025