Di tengah masyarakat Indonesia kontemporer, standar kecantikan masih cenderung memihak pada kulit terang, memperkuat hierarki estetika yang berakar pada praktik colorism. Penelitian ini menyoroti bagaimana TikTok mulai menggeser narasi tersebut melalui representasi perempuan berkulit sawo matang. Meskipun warna kulit ini mencerminkan mayoritas populasi tropis Indonesia, ia masih kerap terpinggirkan dalam konstruksi kecantikan arus utama. Dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teori stratifikasi sosial Max Weber, studi ini mengeksplorasi peran TikTok sebagai ruang digital yang memungkinkan perlawanan simbolik terhadap dominasi warna kulit tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan sawo matang memanfaatkan TikTok untuk membangun narasi tandingan dan mengekspresikan penerimaan diri, terutama melalui tagar seperti #day1merusakstandarkecantikanindonesia. Media sosial berfungsi sebagai alat kultural untuk mendekonstruksi bias estetika dan memperluas wacana publik mengenai identitas dan keberagaman kecantikan. In contemporary Indonesian society, beauty standards continue to privilege light skin, reinforcing longstanding hierarchies rooted in colorism. This study investigates how TikTok is reshaping those norms by spotlighting the experiences of medium-brown-skinned (sawo matang) women. Although their skin tone reflects the majority of Indonesia’s population, it remains underrepresented or undervalued in mainstream aesthetics. Through a qualitative approach and guided by Max Weber’s theory of social stratification, this research explores TikTok’s role in contesting color-based social hierarchies. The findings indicate that women with sawo matang skin tone utilize TikTok not only to express self-acceptance but also to construct counter-narratives that challenge dominant beauty ideals. Hashtags such as #day1merusakstandarkecantikanindonesia serve as digital tools for disrupting aesthetic bias. Ultimately, the study highlights how digital platforms provide space for symbolic resistance and broaden public discourse around beauty, identity, and diversity.
Copyrights © 2025