Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

KOMODIFIKASI BUDAYA DALAM SENI PERTUNJUKAN WAYANG KULIT DWI CAHYANI P, INTAN; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wayang kulit merupakan pertunjukan tradisional yang memiliki makna spiritual. Pengaruh perkembangan zaman dan budaya modern telah berdampak pada kesenian ini. Pertunjukan dikemas supaya memiliki nilai jual tinggi sehingga pertunjukan terkomoditaskan dan memberikan keuntungan pada pemilik. Hal ini menjadikan fungsi pertunjukan mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komoditas budaya dan menjelaskan proses komodifikasi budaya dalam pertunjukan wayang kulit. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Analisis data menggunakan perspektif fenomenologi. Komodifikasi budaya dalam pertunjukan wayang kulit dikaji dengan Teori Industri Budaya pemikiran Theodore Adorno. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komodifikasi budaya dalam pertunjukan dilakukan dengan cara mengadopsi wayang kulit baku dan mengkombinasikan dengan budaya lokal. Mengadopsi wayang kulit baku artinya pembukaan acara langsung pada cerita wayang kulit. sedangkan mengkombinasikan dengan budaya lokal yaitu dengan tari remo maupun campursari.
MEKANISME SURVIVAL SENI BANTENGAN LAMA VERSUS BARU DALAM PERSAINGAN QONITATI, SALSABILA; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bertahan dari seni bantengan di kabupaten Mojokerto. Selain itu, mendeskripsikan lebih pada seni bantengan lama dan seni bantengan yang baru berdiri. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Mojokerto terutama desa Pacet karena merupakan pusat seni bantengan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode etnografi James P. Spradley. Hasil dari penelitian ini bahwa seni bantengan disini dikategorikan pada seni bantengan lama dan baru. Pada seni bantengan lama lebih berfokus pada masyarakat karena seni ini dijadikan seni hiburan. Seni bantengan juga masih kental kaitannya dengan adegan kesurupan. Masih mempercayai arwah nenek moyang sebagai adegan kesurupannya (trans). Adegan tersebut bagian dari seni bantengan. Berbeda dengan seni bantengan baru yang lebih berfokus pada pemerintah. Pada seni bantengan ini menghilangkan adegan kesurupannya dan lebih menonjolkan seninya. Seni yang ditonjolkan yaitu pada sendratarinya. Pemerintah saat mengadakan acara lebih memfokuskan pada seni bantengan ini. Strategi bertahan pada seni bantengan lebih pada sektor pemerintah. Kata Kunci : Mekanisme survival, Seni bantengan, Etnografi
PRAKTIK SOSIAL PENERIMA PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) KABUPATEN TULUNGAGUNG YUNIAR NAHRUL JANNAH, AGNESIA; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Indonesia Pintar (PIP) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) merupakan bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang akan diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak atau kurang mampu untuk membiayai pendidikannya. Tujuan dibentuknya Program Indonesia Pintar yaitu untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia dengan memberikan pendidikan gratis bagi peserta yang kurang mampu, namun kenyataannya pemerintah hanya sekedar sedekah untuk masyarakat miskin. Dana PIP yang seharusnya dimaksimalkan untuk menempuh pendidikan dan membeli keperluan pendidikan justru digunakan untuk memenuhi kesenangan dan kepuasan mereka. Selain itu data dilapangan juga menunjukkan bahwa mereka sering membolos kursus saat program berlangsung karena dipengaruhi membolos oleh teman-temannya untuk nyethe dan juga kebiasaan mereka karena seringnya menonton TV yang kurang mendidik, menonton youtube, dan bermain game yang akhirnya mereka menjadi orang yang pemalas, salah satunya malas untuk belajar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta menggunakan pendekatan Pierre Bourdieu yakni strukturalis genetis agar dapat mengetahui bagaimana praktik sosial yang dilakukan penerima Program Indonesia Pintar (PIP). Kata kunci: Masyarakat Miskin, PIP
RASIONALITAS MEMILIH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) AYU LUKMININGSIH, PUTRI; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak SMKN 1 Surabaya menjadi salah satu sekolah yang patut dipertimbangkan masyarakat dalam memasuki dunia pendidikan terutama siswa kelas XII jurusan Broadcasting. Penelitian ini bertujuan untuk memahami rasionalitas siswa memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMKN 1 Surabaya dari kelas sosial menengah atas. Kesadaran siswa sebagai aktor juga berperan dalam mengendalikan sumber daya yang dimiliki dengan mempertimbangkan suatu nilai yang ingin dicapai sebelum memilih jenjang pendidikan di SMKN 1 Surabaya. Masalah ini dibahas berdasarkan fakta dilapangan dengan metode penelitian deksriptif dengan perspektif teoritik James S. Coleman. Hasil penelitian memilih karena status negeri, memilih karena salah satu SMKN favorit di Surabaya, memilih karena tertarik dengan jurusan, dan memilih karena termotivasi mengulang kesuksesan alumninya. Sumber daya berupa latar belakang pendidikan keluarga, latar belakang lingkungan sosial keluarga, dan latar belakang perekonomian keluarga. Nilai disini tujuan yang ditentukan berdasarkan nilai atau pilihan aktor. Terdapat 2 nilai, yaitu nilai kekeluargaan dan nilai emosi.Kata Kunci : Pendidikan, Kelas Menengah Atas, Pilihan RasionalitasAbstract SMKN 1 Surabaya became one of the schools that should be considered by the community in entering the world of education, especially class XII students majoring in Broadcasting. This study aims to understand the rationality of students choosing Vocational High School (SMK) in SMKN 1 Surabaya from upper social class. Student awareness as an actor also plays a role in controlling resources owned by considering a value to be achieved before choosing a level of education in SMKN 1 Surabaya. This problem is discussed based on facts in the field with descriptive research method with theoretical perspective James S. Coleman. The result of the study chose because of the status of the country, chose because one of the favorite SMKN in Surabaya, chose because interested in majors, and chose because motivated to repeat the success of alumni. Resources are in the form of family education background, background of family social environment, and family economic background. The value here is the destination that is determined by the actors value or choice. There are 2 values, namely the value of kinship and emotional value. Keywords : Education, Middle Up Class, Rational Choice
POLA INTERAKSI SOSIAL DALAM PENGGUNA GADGET ANAK SEKOLAH DASAR ARDIAWATI, RANI; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola interaksi sosial dalam pengguna gadget anak Sekolah Dasar, penggunaan gadget saat proses belajar mengajar dan istirahat di dalam kelas, dampak positif dan negatif pengguna gadget anak Sekolah Dasar, dan alasan orang tua memberikan gadget yang canggih kepada anak usia dini. Peneliti menggunakan pendekatan Interaksionisme Simbolik yang bertujuan untuk mengamati proses interaksi sosial yang membentuk konsep diri dan relasi sosial. Penelitian ini menggunakan teori George Herbert Mead. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian menggunakan teknik purposive. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini bahwa ada 3 (tiga) model pola interaksi sosial pengguna gadget anak Sekolah Dasar yang dipengaruhi konsep interaksi simbolik. Pertama, pola interaksi sosial secara langsung dipengaruhi oleh Pikiran (Mind). Kedua, pola interaksi sosial ruang dan waktu dipengaruhi oleh Diri (Self). Ketiga, pola interaksi sosial secara digital atau tertutup dipengaruhi oleh Masyarakat (Society). Kata Kunci : Pola Interaksi Sosial, Gadget, Anak Sekolah Dasar Abstract This study aims to determine the patterns of social interaction in the user gadget elementary school children, the use of gadgets during the learning process and a break in the classroom, positive and negative effects of gadget users Primary School children, and the reasons parents give gadget advanced to early childhood. Researchers use Symbolic Interactionism approach that aims to observe the process of social interaction that shapes the concept of self and social relations. This research uses the theory of George Herbert Mead. Data was collected by observation, interview, and documentation. Research subjects use purposive technique. Data were analyzed using models Miles and Huberman. The results of this study that there are three (3) models of social interaction gadget users elementary school children who are affected the concept of symbolic interaction. First, the pattern of social interaction is directly influenced by the Mind. Second, the pattern of social interaction of space and time is influenced by the Self. Third, the pattern of social interaction digitally or closed is influenced by the Society. Keywords: Social Interaction Patterns, Gadget, Students
MODAL SOSIAL PENGEMBANG PERUMAHAN ANGGOTA APERNAS SULTONIDZIKRI, DIEMAS; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Angka backlog atau kekurangan akan perumahan ada pada angka 15 juta unit yang tidak bisa dipenuhi oleh pemerintah. Hal itu membuat banyak pengembang kecil pendatang baru yang melihat peluang dari kondisi tersebut. Pengembang kecil itu sebelumnya menekuni bidang lain yang berbeda-beda seperti guru, kontraktor, pegawai swasta dan lain-lain. Kelemahan dari pengembang tersebut adalah tidak kuatnya modal finansial mereka yang membuat mereka menonjolkan cara lain agar bisa bertahan, seperti menggunakan modal sosial yang mereka miliki. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana developer memanfaatkan modal sosial yang dimiliki untuk bisnisnya.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan modal sosial Robert Putnam. Hasil dari penelitian ini diketahui jaringan sosial dalam pekerjaan developer meliputi Pemilik lahan, pemerintah, perbankan, dan user, serta jaringan opsional lain. Jaringan dibungkus dengan trust kekerabatan, percaya diri dan berpenampilan baik, dan komitmen. Adapun Asosiasi Pengembang Rumah Sehat Sederhana Nasional (APERNAS) adalah sebagai pemberi nilai dan sanksi sebagai batasan developer dalam bekerja. Kata Kunci : Pengembang Kecil, Modal Sosial, Kualitatif Abstract The backlog or lack of housing is 15 million units which cannot be met by the government. This makes many small newcomers who see opportunities from these conditions. The small developer previously pursued different fields such as teachers, contractors, private employees and others. The weakness of the developer is their lack of financial capital which makes them accentuate other ways to survive, such as using social capital they have. The purpose of this research is to find out how developers use social capital owned for their business.This study uses a qualitative method, Robert Putnams approach to social capital. The results of this study are social networks in developer work include landowners, government, banking, and users, as well as other optional networks. The network is wrapped in kinship trust, confidence and good looks, and commitment. The APERNAS is a provider of value and sanctions as a limitation for developers in working. Keywords: Small Developer, Social Capital, Qualitative
DIALEKTIKA KULTUR MUSIK INDIE (STUDI TENTANG DILEMA INDEPENDENSI PADA GRUP MUSIK RUANG KOSONG DI KOTA SURABAYA IKA SARI, NAAFIA; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses dialektis kultur musik indie. Mengingat indie yang dulu hadir sebagai budaya tanding kini telah menjadi produk dari industri kebudayaan. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan perpektif teori kritis dari Adorno. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam dialektika kultur musik indie terdapat tiga tahapan: 1) Mediasi. 2) Kontradiksi. 3) Konfrontasi. Ketiga tahapan tersebut menggambarkan dilema grup musik indie Ruang Kosong dalam menanggapi industrialisasi kebudayaan. Dialektika grup musik Ruang Kosong kemudian dijelaskan melalui serangkaian aktivitas yang sarat akan pertentangan. Kontradiksi hadir saat proses industrialisasi mulai dijalankan oleh Ruang Kosong. Mediasi diwujudkan melalui kerjasama dengan pihak kapitalisme. Sedangkan konfrontasi adalah hasil konflik tak kasat mata antara kultur indie dan industri kebudayaan. Dialektika negatif kemudian menjadi akhir dari pertentangan yang dilakukan diantara Ruang Kosong dan industrialisasi. Meskipun demikian masih terdapat otentisitas yang ditunjukan melalui karya musik Ruang Kosong. Kata Kunci: Pencerahan, Dialektika Negatif, Industri Kebudayaan, Otonomi Kreatif
HABITUS KOMUNITAS BRAND SEPEDA LOKAL POLYGON (STUDI PADA KOMUNITAS STRATTOS CYCLING CLUB (SCC) DI SURABAYA) HASAN AL MUSHAWWIR, MUHAMMAD; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bersepeda merupakan moda transportasi yang kurang populer bagi masyarakat Indonesia, di Indonesia fungsi sepeda hanya digunakan sebagai alat olahraga rekreasi. Bersepeda dianggap sebagai budaya gaya hidup sehat masyarakat dunia, budaya masarakat untuk menjaga kualitas alam dan mempromosikan tren go green demi kelangsungan hidup manusia. Peneliti berangkat dari ketertarikan fenomena munculnya komunitas sepeda yang merupakan kumpulan dari penggiat olahraga bersepeda. Penelitian berfokus pada komunitas Strattos Cycling Club (SCC) di kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan pemahaman Pierre Bourdieu tentang Habitus, Bertujuan untuk memahami dan menjelaskan habitus apa saja yang muncul di komunitas Strattos Cycling Club (SCC), penelitian ini menggunakan pendekatan etnometodologi yang mengembangkan perhatian pada analisis percakapan. Hasil penelitian ditemukan bahwa habitus dalam komunitas Strattos Cycling Club (SCC) yakni 1). ?Seduluran sak lawase? yang menekannkan pada nilai kekeluargaan. 2). ?Budal bareng moleh bareng? yang menekankan pada hal saling memberi semangat. 3). Ingat rawon ingat SCC yang dijadikan sebagai simbol keakraban dalam komunitas Kata Kunci: Habitus, Komunitas Sepeda, Etnometodologi.
IDEOLOGI “HIDUP SUKSES” DALAM TAYANGAN TALKSHOW FOREX DI STASIUN TELEVISI (STUDI KASUS GAPTEK PROVIT) WIRATTAMA PUJA ADHIDEWA, THOMAS; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai bagaimana ideologi yang di bangun dalam talkshow forex di televisi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap pelaku-pelaku serta ideologi yang dikembangkan dalam talkshow investasi online dalam mengait klien. Metode penelitian iniaadalah kualitatif denggan analisis wacana kritis fariclough. Analisis wacana kritis digunakan dalam mengali makna-makna tersembunyi dalam sebuah teks wacana. Dalam acara talkshow tersebut disampaikan berbagai kalimat dengan maksud maksud yang berbeda dan diucapkan oleh pelaku berbeda. Analisis wacana kritis juga membahas siapa yang mengucapkan kalimat mempengaruhi makna kalimat. Hasil dari penelitian ini menemukan pembentukan ideologi dalam talkshow forex. Ideologi yang dibentuk adalah kesuksesan bukan saja berasal dari kerja keras. Manusia dikatakan sukses apabila ia telah menikmati hidupnya namun mendapat penghasilan. Sementara itu forex menjadi salahsatu jalan untuk mendapatkan kesuksesan tanpa kerja keras. Mereka juga membangun pemikiran bahawa lembaga mereka adalah lembaga yang terbaik untuk berinvestasi.
RASIONALITAS PEMILIHAN PEKERJAAN SEBAGAI PENARI JARANAN VIRESKA NIRMALA, VALENTINA; SUDRAJAT, ARIEF
Paradigma Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana rasionalitas pemilihan pekerjaan sebagai penari jaranan. Tindakan rasional digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan berkaitan dengan alasan mengapa informan memilih penari jaranan sebagai pekerjaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perspektif teori rasionalitas Max Weber. Penelitian dilakukan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Terdapat dua tahapan teknik pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara mendalam. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan grounded research. Ada tiga tahap teknik grounded research yaitu, reduksi data, kategorisasi, dan sintesiasi. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada tiga tindakan rasional yang dilakukan oleh penari jaranan. Tindakan pertama adalah tindakan rasional instrumental berkaitan dengan besarnya upah yang diterima. Tindakan kedua adalah tindakan berorientasi nilai. Tindakan ini dilakukan karena penari jaranan ingin menyalurkan hobi dengan sesama pecinta jaranan. Tindakan ketiga merupakan tindakan tradisional. Tindakan ini berkaitan dengan keinginan untuk melestarikan kebudayaan.