Indonesia sedang memasuki fase populasi menua, dengan proyeksi jumlah lansia mencapai 50 juta jiwa atau 11,75% dari total penduduknya. Untuk mencegah populasi lansia menjadi beban negara, tentunya diperlukan upaya untuk menjaga kondisi mereka secara holistik. Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum terjadi pada lansia, dengan prevalensi global mencapai 14%. Terapi telaah hidup merupakan intervensi nonfarmakologis yang bertujuan merekonstruksi ingatan melalui refleksi fase-fase kehidupan, yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi tingkat depresi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi telaah hidup terhadap tingkat depresi lansia. Penelitian dilakukan di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi menggunakan desain non-equivalent control group. Sebanyak 20 lansia dipilih melalui teknik total sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan dibagi ke dalam dua kelompok diantaranya kelompok intervensi dan kontrol. Pengukuran tingkat depresi dilakukan menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale (GDS) pada pretest dan posttest. Hasil pretest dihasilkan 18 orang memiliki depresi ringan 2 orang memiliki depresi sedang. Kelompok intervensi menjalani terapi telaah hidup yang mencakup empat fase kehidupan. Hasil posttest didapatkan hasil 7 orang mengalami depresi ringan dan 13 orang menghasilkan nilai normal. Data dianalisis menggunakan Paired T-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi 0,083 pada kelompok kontrol dan 0,000 pada kelompok intervensi, sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi telaah hidup berpengaruh terhadap tingkat depresi pada lansia di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi.  
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025