Suku Sasak adalah salah satu suku Bangsa Indonesia yang mayoritasnya berada di Pulau Lombok, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sasak dengan pedoman tiga tingkatan sor-singgih (tigang soroh) yaitu Basa Kasar, Basa Madia dan Basa Alus. Bahasa Sasak juga memiliki imbuhan pangater, seselan dan pangiring. Untuk memudahkan pencarian kata dasar dalam Bahasa Sasak perlu dilakukan proses stemming. Stemming adalah proses pemetaan dan penguraian bentuk dari suatu kata menjadi bentuk dasarnya. Proses stemming sangat penting didalam proses information retrieval system. Pada penelitian ini, dalam melakukan proses stemming Bahasa Sasak menggunakan metode Rule Base Approach. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata dasar dalam Bahasa Sasak sebanyak 376 kata dasar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi stemming yang tepat untuk melakukan stemming Bahasa Sasak. Tahap awal dalam proses stemming Bahasa Sasak adalah melakukan proses input, preprocessing, filtering, case folding dan tokenisasi. Masing-masing kata dilakukan proses stemming untuk menghilangkan imbuhan pangater, seselan, dan pangiring. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa metode Rule Base Approach dapat digunakan untuk melakukan stemming teks Bahasa Sasak, hal ini dapat dilihat dari hasil akurasi mencapai angka 77.82%. Tentunya dalam pengujian masih terdapat kegagalan yang disebabkan oleh kesalahan overstemming akibat dari proses stemming.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025