Dalam aktivitas distribusi, terutama bagi UMKM seperti Nara Katering, penentuan rute merupakan aspek krusial yang memengaruhi biaya operasional dan kepuasan pelanggan. Penelitian ini mengusulkan pendekatan hybrid heuristic yang terdiri dari empat tahapan: pengklasteran, pengurutan rute, perbaikan rute, dan penentuan biaya operasional kendaraan. Tahap pengklasteran menggunakan algoritma sweep, sedangkan pengurutan rute menggunakan nearest insertion heuristic, dan perbaikan rute menggunakan algoritma 2-opt dengan dukungan MATLAB. Biaya operasional kendaraan dihitung berdasarkan standar Departemen Pekerjaan Umum 2005. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam efisiensi rute distribusi, dengan jarak tempuh yang lebih pendek sebesar 12,20% dibandingkan dengan rute aktual. Meskipun pengurutan rute berdasarkan algoritma nearest insertion heuristic sedikit lebih panjang dibandingkan dengan rute aktual, total biaya operasional kendaraan menunjukkan penghematan yang signifikan. Dua model sistem pengupahan dipertimbangkan: sistem pengupahan per titik dan sistem pengupahan dengan Upah Minimum Regional (UMR) per bulan. Sistem pengupahan per titik direkomendasikan karena memberikan keuntungan yang lebih besar bagi UMKM Nara Katering, dengan biaya operasional kendaraan sebesar Rp204.667,01/hari dan keuntungan Rp85.322,99/hari. Sementara itu, sistem pengupahan berdasarkan UMR per bulan menghasilkan total biaya operasional kendaraan sebesar Rp251.446,01/hari dengan keuntungan Rp38.553,99/hari. Rekomendasi ini didasarkan pada keuntungan yang lebih besar yang dapat diperoleh dengan sistem pengupahan per titik.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025