Media sosial telah menjadi ruang utama interaksi antarindividu, termasuk dalam menjalin relasi sosial. Studi ini bertujuan untuk menguji peran nilai moral sebagai prediktor kepercayaan interpersonal dalam konteks daring, serta menguji peran durasi penggunaan media sosial sebagai moderator. Penelitian ini mengukur peran dua dimensi nilai moral individualizing dan binding terhadap kepercayaan interpersonal daring. Subjek dalam penelitian ini adalah 365 remaja pengguna aktif media sosial berusia 12–20 tahun. Instrumen yang digunakan meliputi Moral Foundations Questionnaire dan Online Trust Scale. Moderated regression analysis dilakukan menggunakan perangkat lunak JAMOVI. Hasil menunjukkan bahwa nilai moral binding berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan interpersonal daring (p = 0.025), sedangkan nilai individualizing tidak menunjukkan pengaruh signifikan (p = 0.383). Durasi penggunaan media sosial juga terbukti sebagai prediktor signifikan (p < .001), serta memoderasi hubungan antara nilai moral binding dan kepercayaan daring (p = 0.037). Hasil ini mengindikasikan bahwa kepercayaan interpersonal dalam konteks daring lebih dipengaruhi oleh keterikatan sosial pada nilai moral binding (loyalty, authority, dan sanctity) dibandingkan nilai-nilai moral individualizing (care dan fairness). Temuan ini selaras dengan Social Identity Model of Deindividuation Effects (SIDE), yang menyebut bahwa dalam situasi ambiguitas seperti anonimitas di media sosial, kesadaran individu terhadap identitas pribadi cenderung bergeser menuju identitas kelompok. Implikasi hasil ini menyoroti pentingnya ekspresi identitas kelompok dan keterikatan kelompok dalam membangun kepercayaan di ruang digital.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025