Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Stroke pada Lansia di Indonesia: Gambaran Faktor Risiko Berdasarkan Gender (SKI 2023) Darmawati, Annisa; Prasetyo, Sabarinah; Najah, Miftahun
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 5, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke merupakan masalah kesehatan di Indonesia dengan prevalensi 8,3 kasus per seribu penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktor risiko stroke pada lansia berdasarkan gender, dengan fokus pada faktor yang dapat dimodifikasi seperti aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan merokok, dan pemeriksaan tekanan darah rutin. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirancang potong lintang. Sampel studi ini adalah subjek berusia ≥60 tahun (lansia) yang melaporkan diri atau didiagnosis stroke. Hasilnya memperlihatkan subyek laki – laki (54,7%) dan perempuan (45,3%) pada sampel lansia penderita stroke. Lansia stroke yang termasuk kategori lansia muda pada laki – laki (63%) lebih banyak dari pada perempuan (55,1%). Lansia perempuan lebih banyak tamat SD/MI ke bawah (76,9%) dibandingkan dengan lansia laki-laki (50,7%). Lansia laki – laki stroke lebih sedikit ditemukan tidak bekerja (36,7%) dari pada dengan lansia perempuan stroke (74,3%). Faktor risiko yang dapat diubah seperti aktivitas fisik dan merokok jumlahnya lebih banyak pada lansia laki – laki stroke dibandingkan lansia perempuan stroke. Diperlukan peningkatan kampanye kesehatan yang menekankan pentingnya berhenti merokok, rutin berolahraga, menjalani pola makan sehat, menghindari pola hidup sedentari, dan memeriksakan tekanan darah secara berkala untuk populasi lansia laki – laki stroke di Indonesia.
Hubungan Konsumsi TTD pada Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR di Indonesia: Systematic Literature Review Najah, Miftahun; Utomo, Budi; Maulani, Syafira Anindya Dhika; Fadhilah, Hafshah Farah; Sofiyulloh, Sofiyulloh; Latif, Yuniko Ibnu
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol. 4, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berat bayi lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih signifikan secara global hingga saat ini. Diperkirakan 15-20% dari seluruh kelahiran di seluruh dunia adalah BBLR. Salah satu penyebab BBLR adalah anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau literatur secara sistematik dengan menelaah hasil penelitian artikel-artikel sebelumnya. Penelitian menggunakan metode systematic review dengan pendekatan kuantitatif . Penelusuran artikel mengunakan tiga database seperti ProQuest, Scopus dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci “zat besi, “tablet tambah darah”, “berat bayi lahir rendah”, “BBLR”, “Indonesia” dan menggunakan PRISMA mencakup identifikasi, skrining, eligibilitas dan sintesis. Artikel harus memenuhi kriteria kelayakan sehingga didapatkan 13 artikel yang memenuhi kriteria. Sebanyak 9 dari 13 artikel menyatakan ada hubungan antara konsumsi tablet tambah darah (TTD) dengan kejadian BBLR. Konsumsi TTD sesuai rekomendasi, yaitu >90 tablet pada ibu hamil selama masa kehamilan dapat menurunkan risiko BBLR. Terdapat faktor lain seperti peran suami, pemeriksaan kehamilan, dan faktor maternal lain yang berhubungan dengan BBLR. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi TTD dengan kejadian BBLR. Peningkatan edukasi ibu hamil, monitoring konsumsi TTD oleh tenaga kesehatan serta peran suami dapat menjadi kunci dalam konsumsi TTD yang adekuat untuk menurunkan prevalensi anemia dan risiko BBLR.
Aspek Sosial Budaya Terhadap Partisipasi Pria Dalam Penggunaan Kondom Pada Program Keluarga Berencana: Sebuah Tinjauan Sistematik Literatur Latif, Yuniko Ibnu; Damayanti, Rita; Sujana, Soraya Permata; Najah, Miftahun
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.40032

Abstract

Penggunaan kondom sebagai metode kontrasepsi pria masih menghadapi berbagai kendala yang dipengaruhi oleh norma sosial dan budaya di banyak negara. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis literatur yang membahas aspek sosial budaya yang memengaruhi keputusan pria dalam menggunakan kondom dalam program keluarga berencana. Artikel diperoleh melalui basis data PubMed, Scopus, dan ProQuest dengan mengikuti panduan PRISMA untuk seleksi artikel. Sebanyak 14 artikel yang mencakup wilayah Asia, Afrika, dan komunitas pengungsi dianalisis dalam penelitian ini. Hasil tinjauan menunjukkan adanya pengaruh norma sosial dan agama terhadap penggunaan kondom, preferensi budaya terhadap metode kontrasepsi, pengaruh migrasi terhadap perubahan sikap terhadap kondom, serta dominasi pria dalam pengambilan keputusan keluarga berencana. Kendala ini diperburuk oleh kurangnya akses terhadap edukasi dan informasi kesehatan. Sebagai solusi, strategi seperti edukasi berbasis komunitas, kampanye yang melibatkan pria secara aktif, dan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan sangat direkomendasikan. Temuan ini memberikan wawasan penting untuk pengembangan kebijakan dan program yang lebih efektif dalam mendorong partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi, mendukung upaya pencapaian tujuan kesehatan global. Kata Kunci: Kondom, Norma Sosial, Budaya, Kontrasepsi Pria, Keluarga Berencana
Kepercayaan Interpersonal di Era Digital: Peran Nilai Moral dan Durasi Penggunaan Media Sosial sebagai Moderator Najah, Miftahun
Komunikasiana: Journal of Communication Studies Vol 7, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/kjcs.v7i1.37195

Abstract

Media sosial telah menjadi ruang utama interaksi antarindividu, termasuk dalam menjalin relasi sosial. Studi ini bertujuan untuk menguji peran nilai moral sebagai prediktor kepercayaan interpersonal dalam konteks daring, serta menguji peran durasi penggunaan media sosial sebagai moderator. Penelitian ini mengukur peran dua dimensi nilai moral individualizing dan binding terhadap kepercayaan interpersonal daring. Subjek dalam penelitian ini adalah 365 remaja pengguna aktif media sosial berusia 12–20 tahun. Instrumen yang digunakan meliputi Moral Foundations Questionnaire dan Online Trust Scale. Moderated regression analysis dilakukan menggunakan perangkat lunak JAMOVI. Hasil menunjukkan bahwa nilai moral binding berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan interpersonal daring (p = 0.025), sedangkan nilai individualizing tidak menunjukkan pengaruh signifikan (p = 0.383). Durasi penggunaan media sosial juga terbukti sebagai prediktor signifikan (p < .001), serta memoderasi hubungan antara nilai moral binding dan kepercayaan daring (p = 0.037). Hasil ini mengindikasikan bahwa kepercayaan interpersonal dalam konteks daring lebih dipengaruhi oleh keterikatan sosial pada nilai moral binding (loyalty, authority, dan sanctity) dibandingkan nilai-nilai moral individualizing (care dan fairness). Temuan ini selaras dengan Social Identity Model of Deindividuation Effects (SIDE), yang menyebut bahwa dalam situasi ambiguitas seperti anonimitas di media sosial, kesadaran individu terhadap identitas pribadi cenderung bergeser menuju identitas kelompok. Implikasi hasil ini menyoroti pentingnya ekspresi identitas kelompok dan keterikatan kelompok dalam membangun kepercayaan di ruang digital.
Tingkat Pendidikan sebagai Determinan Utama Partisipasi Pria Menjadi Akseptor Keluarga Berencana (KB) di Indonesia: Analisis Data SDKI 2017 Najah, Miftahun; Yeni
VJKM: Varians Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Varians Statistik Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63953/vjkm.v2i1.13

Abstract

Latar Belakang: laju penduduk yang tidak terkendali akan dapat menyebabkan baby booming atau tingginya angka kelahiran. Salah satu faktor penyebab tinggi kelahiran di Indonesia adalah rendahnya dukungan dan partisipasi KB dikalangan pria pasangan usia subur. Tujuan: untuk melihat determinan partisipasipria pasangan usia subur dalam menjadi akseptor di Indonesia. Metode: penelitian kuantitatif-analitik dengan desain cross-sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan teknik pengambilan sampel multi-stage stratifikasi. Sampel pada penelitian ini berjumlah 8278 orang yaitu seluruh pria PUS berstatus menikah yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda dengan model prediksi. Hasil: Berdasarkan analisis Multivariat tingkat pendidikan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keikutsertaan pria menjadi akseptor KB di Indonesia (p-value = <0,0001; PR= 2,403; CI= 1,918-3,010) setelah dikontrol oleh variabel tempat tinggal dan pengetahuan KB. Tingkat pendidikan pria yang tinggi berpeluang 2,4 kali lebih besar untuk ikut serta menjadi akseptor KB. Kesimpulan: Tingkat Pendidikan merupakan faktor paling berpengaruh terhadap partisipasi pria menjadi akseptor KB. perlu dilakukannya penguatan pengetahuan KB pria dengan menerapkan kebijakan kurikulum kesehatan reproduksi di tingkat pendidikan menengah dan tinggi.
ANALISIS DETERMINAN KEIKUTSERTAAN PRIA MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA Najah, Miftahun; Yeni, Yeni
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v6i1.165

Abstract

AbstrakLatar Belakang: laju penduduk yang tidak terkendali akan dapat menyebabkan baby booming atau tingginya angka kelahiran. Salah satu faktor penyebab tinggi kelahiran di Indonesia adalah rendahnya jumlah akseptor keluarga berencana dikalangan pria pasangan usia subur. Tujuan: untuk melihat determinan keikutsertaan pria pasangan usia subur dalam menjadi akseptor di Indonesia. Metode: penelitian kuantitatif-analitik dengan desain cross-sectional menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan teknik pengambilan sampel multi-stage stratifikasi. Sampel pada penelitian ini berjumlah 8278 orang yaitu seluruh pria PUS berstatus menikah yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda dengan model prediksi. Hasil: terdapat hubungan antara tingkat pendidikan, status ekonomi, tempat tinggal, keterpaparan informasi KB, pengetahuan KB, jaminan kesehatan dan dukungan istri dengan keikutsertaan pria menjadi akseptor KB (p-value < 0,05). Uji regresi logistik berganda dihasilkan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keikutsertaan pria menjadi akseptor KB di Indonesia (p-value = <0,0001; PR= 2,403; CI= 1,918-3,010) setelah dikontrol oleh variabel tempat tinggal dan pengetahuan KB. Tingkat pendidikan pria yang tinggi berpeluang 2,4 kali lebih besar untuk ikutserta menjadi akseptor KB. Kesimpulan: faktor yang mempengaruhi keikutsertaan pria adalah tingkat pendidikan, tempat tinggal dan pengetahuan KB. Tingkat Pendidikan merupakan faktor paling berpengaruh dalam penelitian iniAbstractBackground: The uncontrolled population rate caused a baby boom. One of the factors causing the high birth rate in Indonesia is the low of number family planning acceptors among males of childbearing age. Objective: This research aims to know the determinants of the participation of male family planning acceptors in Indonesia. Method: This research is a quantitative-analytic study with a cross-sectional design using secondary data from the 2017 IDHS with a multi-stage stratification sampling technique. The sample in this study amounted to 8278 people, namely all male couples included in the inclusion criteria. Bivariate analysis using the chi-square test and multivariate analysis using multiple logistic regression tests with a predictive model. Result: there was a relationship between education level, economic status, place of residence, exposure to family planning information, knowledge, health insurance, and wife's support with the participation of male family planning acceptors (p-value <0, 05). Multiple logistic regression tests showed that education is the most dominant factor affecting participation of male family planning acceptors in Indonesia (p-value = <0.0001; PR= 2,403; CI= 1,918-3,010) after being controlled by the place of residence, and knowledge. Higher education levels have a 2,4 times higher chance as male family planning acceptors. Conclusion: factors that influence men's participation are education level, place of residence, and knowledge of family planning. Education level is the most influential factor in this research 
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA UMKM YANG DI MEDIASI OLEH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN HIJAU PADA UMKM KERAJINAN KAYU DI DAERAH ISTIMEWA Yogyakarta Najah, Miftahun; Kusmantini, Titik; Sugandini, Dyah
Jurnal Riset Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Program Magister Manajemen Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Riset Manajemen
Publisher : Program Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32477/jrm.v11i2.927

Abstract

The research was conducted with the aim of: (1) to examine the effect of intellectual capital and GSCM on the performance of UMKM. (2) to examine the effect of GSCM as a mediating variable on the relationship between intellectual capital and MSME performance. The sample in this study is 95 wood craft UMKM in the Special Region of Yogyakarta that are registered in the Legality and Sustainability Information System (SILK), namely 143 UMKM. The quantitative method was tested using Partial Least Square (PLS). The research proved that the performance of wood craft UMKM registered in the Legality and Sustainability Information System (SILK) in the Special Region of Yogyakarta is influenced by intellectual capital and green supply chain management. This study also found a mediating effect of green supply chain management on the relationship between MSME performance and MSME performance.