Interaksi sosial melekat pada masyarakat Indonesia sebagai cerminan dari keanekaragaman budaya. Interaksi individu dan ruang fisik berubah secara dinamis membentuk ruang sosial. Kurangnya pemahaman tentang karakteristik dan kebutuhan kelompok masyarakat dalam memproduksi ruang sosial perlu ditindaklanjuti, khususnya bagi kelompok lansia yang mengalami penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial.  Objek penelitian difokuskan pada ruang sosial Atedia Senior Living sebagai hunian lansia di Kota Surabaya yang dirancang eksklusif untuk mewadahi aktivitas lansia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola perilaku lansia saat melakukan interaksi sosial dan mengetahui sejauh mana Atedia Senior Living mampu menciptakan ruang sosial yang dapat mengakomodasi aktivitas lansia di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi perilaku lansia secara langsung serta studi literatur melalui jurnal terakreditasi dan buku. Analisis data digambarkan melalui behaviour mapping dengan pendekatan place-centered mapping, kemudian diinterpretasikan dengan teori ruang sosial Lefebvre. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang sosial Atedia Senior Living telah mewadahi aktivitas lansia, tetapi ada beberapa aspek yang perlu disempurnakan dalam meningkatkan efektivitas ruang yang inklusif untuk menghindari isolasi sosial serta mendorong keterlibatan lansia dalam komunitas, seperti keleluasan sirkulasi, kemudahan aksesibilitas, dan penciptaan rasa aman dalam pencapaian ruang.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025