Kota Pekanbaru menghasilkan sampah 1.000 ton sehari. Sisa makanan yang berasal dari rumah tangga, kertas/karton dan plastik merupakan penyumbang sampah terbesar. Karena pengolahan sampah yang dapat didaur ulang belum maksimal (7%) serta gaya hidup masyarakat yang konsumtif dan destruktif terhadap alam, maka gaya hidup zero waste menjadi sangat dibutuhkan saat ini. Budaya pengelolaan sampah harus diberikan sejak dini serta di setiap lapisan masyarakat. Oleh karena nya perlu gerakan dari berbagai elemen termasuk perguruan tinggi serta lembaga pendidikan lain dalam upaya penanggulangan sampah zero waste dengan prinsip 5R. Berdasarkan hal ini Kami tim pengabdian dosen FEB unilak berupaya untuk memberikan edukasi dan menumbuhkan budaya pengelolaan sampah melalui pengenalan gerakan zero waste. Tempat pengabdian kami sebagai mitra dalam hal ini adalah ibu dasawisma RW 001 Kelurahan Meranti Pandak yang Sebagian besar berprofesi sebagai penggiat UMKM bidang kuliner berupa jajanan kue basah. Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan pengetahuan dan pemahaman ibu dasawisma masih kurang terkait metode pengelolaan sampah menggunakan prinsip 5R. Sampah rumah tangga yang dihasilkan belum dipisah-pisah dan hanya dibuang ke TPA di lingkungan tempat tinggal. Ibu dasawisma juga mengakui bahwa mereka pernah melihat sampah anorganik yang diolah menjadi produk yang bernilai jual, tetapi belum pernah mempraktekkan dengan sampah yang dihasilkan rumah tangga sendiri. Ibu dasawisma juga belum mengetahui dapat memanfaatkan sampah organic seperti sisa nasi, sampah sayur dan dedaunan menjadi cairan ecoenzyme, pupuk cair, dsb yang berguna dalam rumah tangga dan membantu mengurangi pengeluaran belanja.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025