Visual raksasa pada khasanah kebudayaan Nusantara dapat ditelusuri dari ragam hias figuratif pada bangunan candi sebagai salah satu wujud akulturasi masa Hindu-Budha yang dibawa dari India dan dilanjutkan pada masuknya budaya Keislaman. Wujud sosok raksasa yang dikenal dalam berbagai cerita pewayangan (terutama dari kisah Ramayana dan Mahabarata), hingga cerita folklore Nusantara merupakan refleksi dari bentuk hiasan yang muncul pada artefak candi, yakni sosok Dwarapala dan Kala-Makara. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap ketersinambungan antara pemikiran dari seniman masa Hindu-Budha dengan seniman masa Keislaman (yang terwujud dalam karya wayang kulit purwa) dalam menginterpretasikan sosok raksasa. Maka pendekatan yang dipakai adalah pendekatan historis dengan dibantu penjabarannya secara ikonografis. Hasil dari studi ini dapat diketahui bahwa ada akulturasi karya seniman terhadap interpretasinya pada sosok raksasa dari masa Hindu-Budha ke masa Keislaman Nusantara, di Jawa khususnya. Raksasa versi Jawa sebagai makhluk mitologis sudah divisualkan dengan wujud menyeramkan namun nampak artistik. Hal itu terlihat pada bentuk mata hidung mulut dan postur tubuh raksasa pada artefak candi ke figur raksasa wayang kulit purwa memiliki konsistensi yang membentuk ciri khasnya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025