Pasangan baru menikah merupakan fase awal dalam kehidupan berkeluarga yang menyatukan seorang pria dan wanita dari dua latar belakang berbeda sehingga membutuhkan penyesuaian untuk dapat menerima kekurangan dan kelebihan satu terhadap lainnya. Hal ini dapat memicu berbagai konflik yang dapat menimbulkan gejala kejiwaan termasuk kecemasan. Kecemasan merupakan hal yang wajar yang dialami siapa saja terutama pasangan yang baru menikah, namun jika kondisi kecemasan menjadi berlebihan dapat mempengaruhi pasangan yang berdampak pada keutuhan pernikahan hingga dapat berakibat pada perceraian. Salah satu cara mengurangi dampak kecemasan yaitu dengan berkonsultasi dengan psikolog untuk mengetahui tingkat kecemasan yang sedang dialami sehingga dapat diberikan penanganan. Namun keterbatasan jumlah psikolog menjadi hambatan bagi pasangan yang ingin mendapatkan diagnosis tingkat kecemasan dan penanganan psikologis. Di Nusa Tenggara Timur, psikolog klinis hanya berjumlah 11 psikolog yang sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah pasangan baru menikah (tahun 2023) yang berjumlah 2.928 pasangan. Di Kota Kupang, tempat penelitian ini dilakukan, hanya terdapat 7 psikolog klinis. Salah satu bentuk penanganan terhadap masalah ini adalah dengan pengembangan sebuah sistem pakar yang dapat diakses melalui dalam jaringan yang dapat mengukur tingkat kecemasan pada pasangan yang baru menikah. Sistem yang dibangun ini menerapkan skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dengan menggunakan metode Certainty Factor. Hasil pengujian sistem terhadap 54 pasangan (108 responden) memperoleh tingkat akurasi sebesar 100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem dapat mendiagnosis tingkat kecemasan dengan skala HARS secara tepat seperti yang dilakukan oleh psikolog.
Copyrights © 2025