Penelitian ini mengulas pendekatan diplomasi ekonomi Tiongkok dalam mengelola konflik di Timur Tengah dengan fokus pada upaya Beijing dalam melindungi dan mengamankan investasi komersial, aset ekonomi, dan alat ekonomi di kawasan tersebut. Meskipun Tiongkok secara resmi menganut prinsip non-intervensi, pendekatan diplomasi ekonomi yang diterapkan oleh Beijing menunjukkan fleksibilitas dan pragmatisme yang lebih besar. Diplomasi ekonomi Tiongkok di Timur Tengah melibatkan pemanfaatan sumber daya diplomatik untuk intervensi yang dibutuhkan demi menjaga keamanan investasi dan aset Tiongkok. Selain itu, Beijing menggunakan insentif ekonomi sebagai alat untuk mendukung pencapaian tujuan kebijakan luar negeri yang spesifik di titik-titik rawan dalam kawasan tersebut.Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan melalui internet.Dan teknik pengolahan data meliputi, pemeriksaan data (editing), klasifikasi (classifying), verifikasi (verifying), dan pembuatan kesimpulan (concluding).Dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan dan stabilitas di Timur Tengah, Tiongkok juga menggunakan sumber daya diplomatik dan militer untuk melindungi warganya dan aset investasinya. Ini mencakup evakuasi warga negara Tiongkok selama krisis dan partisipasi dalam mediasi konflik.Bantuan ekonomi Tiongkok, terutama melalui BRI, memberikan insentif kepada negara-negara di Timur Tengah untuk menjauh dari konflik bersenjata dan meningkatkan pembangunan ekonomi mereka. Kata kunci: Diplomasi Ekonomi,Tiongkok, Timur Tengah, konflik, non-intervensi
Copyrights © 2025