Abstract : This study began with the author's concern about the increasing inter-religious conflict triggered by the growth of fundamentalist, radical, fanatical, and extreme behavior in practicing religion. Therefore, a moderate perspective, attitude, and religious practice are needed. To realize religious moderation, religious maturity is needed. This study uses a qualitative descriptive-interpretive approach based on literature studies and exegetical analysis of the Bible text. This study aims to describe the urgency of religious maturity as a logical consequence of the optimal function of religiosity in building a moderate attitude toward religion in the midst of a multireligious society through modeling religious maturity in Luke 10:25-37. The results of this study are that in Luke 10:25-37 there are two types of religion, namely the type of sick soul that is seen in the attitudes of the Imam and Levi and the type of healthy-minded religion that is seen in the Samaritan. The parable of the good Samaritan teaches that fellow human beings are not limited to those of the same religion or denomination, but include all people regardless of their identity. In the context of a multireligious society, the church needs to be a shared home that provides diaconal services for everyone, regardless of religion or denomination. Abstrak: Penelitian ini berangkat dari keresahan penulis terhadap meningkatnya konflik antarumat beragama yang dipicu oleh tumbuhnya perilaku fundamentalis, radikal, fanatik, dan ekstrem dalam menjalankan agama. Oleh karena itu, diperlukan cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang moderat. Untuk mewujudkan moderasi beragama, diperlukan kematangan dalam beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif-interpretatif yang didasarkan pada studi literatur dan analisis eksegetis terhadap teks Alkitab. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan urgensi kematangan beragama sebagai konsekuensi logis dari optimalnya fungsi religiositas dalam membangun sikap moderat dalam beragama di tengah masyarakat multireligius melalui permodelan pada kematangan beragama dalam Lukas 10:25-37. Adapun hasil penelitian ini yaitu dalam Lukas 10:25-37 terdapat dua tipe keagamaan yaitu tipe the sick soulĀ  yang tampak pada sikap Imam dan Lewi dan tipe keagamaan the healty minded yang tampak pada orang Samaria. Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati mengajarkan bahwa sesama manusia bukan terbatas pada yang seagama atau se-denominasi, melainkan mencakup semua orang tanpa memandang identitas. Dalam konteks masyarakat multireligius, gereja perlu menjadi rumah bersama yang memberikan pelayanan diakonia bagi semua orang, yang satu agama atau denominasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025