Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan diksi dan gaya bahasa perbandingan metafora guru dalam membangun kedekatan emosional dengan siswa di kelas VI Sekolah Dasar. Metode pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Dimaksudkan untuk memahami lebih dalam fenomena mengenai situasi atau perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan lainnya yang dideskripsikan melalui kalimat dan bahasa secara alamiah di SDN 1 Cicurug. Prosedur pengumpulan data melalui proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa penyederhanaan bahasa guru dapat membantu pemahaman siswa. Sapaan seperti panggilan ganteng, kasep, bageur, geulis dapat membangun kedekatan guru dan siswa. Candaan spontan guru mampu menjaga kejenuhan siswa dalam pembelajaran. Penyisipan bahasa Sunda menjadi salah satu strategi guru dalam menjelaskan konsep agar lebih mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan kalimat penegasan guru memberikan kemudahan siswa dalam mecatat informasi penting, sehingga siswa lebih mudah menemukan atau mengulang materi pembelajaran. Guru menggunakan penghargaan verbal seperti hebat, mantap. Pemberian apresiasi tersebut bertujuan untuk memotivasi siswa lain dan menciptakan suasana yang positif di kelas, sehingga siswa merasa dihargai dan terdorong untuk terus berusaha. Cara ini dapat menanamkan nilai karakter positif saling menghargai.
Copyrights © 2025