Kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan umum di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 57,6% sedangkan di Nusa Tenggara Barat sebesar 55,6%. Dusun Pengkores, Desa Kopang Rembiga, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu dusun yang masyarakatnya masih menggunakan tanaman obat sebagai bahan pengobatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh belian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik informan, komposisi, cara pembuatan, cara penggunaan, dosis, frekuensi penggunaan, khasiat dan nilai kepentingan tumbuhan. Penyakit yang menjadi objek adalah nyeri gigi, sariawan, radang gusi, bau mulut dan radang amandel. Pemilihan informan dilakukan dengan metode snowball sampling dan wawancara semi-terstruktur. Nilai penting tumbuhan dianalisis menggunakan Cultural Significant Index (CSI) dan Fidelity Level (FL). Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 informan, terdapat 31 spesies dari 24 famili tumbuhan yang digunakan untuk pembuatan ramuan penyakit gigi dan mulut. Proses pembuatan ramuan yaitu dihaluskan, ditumbuk, dikunyah dan direbus. Cara penggunaan ramuan yaitu dioleskan, diminum, dikunyah dan dikumur-kumur. Tanaman Sirih (Piper betle L.) menunjukkan nilai CSI tertinggi dengan nilai 32, jarak pagar (Jathropa curcas L.) dan katuk (Souropus androgynus L.) dengan nilai 7,92 dan 4,44. Nilai FL tertinggi kategori sakit gigi yaitu bawang putih (Allium sativum) 40%, katagori radang gusi yaitu jarak pagar (Jathropa curcas L.) 20%, kategori sariawan yaitu katuk (Sauropus androgynus L.) 100%, kategori radang amandel yaitu pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L.) 100% dan kategori bau mulut yaitu sirih (Piper betle L.) sebesar 42,85%.
Copyrights © 2025