Syncope dapat terjadi pada semua rentang usia, remaja tidak lepas dari keadaan mengancam yang diakibatkan oleh syncope. Kejadian syncope biasanya sering dialami oleh siswa sekolah yang sedang mengikuti kegiatan rutin sekolah seperti upacara bendera, olahraga dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya. Syncope pada remaja umumnya terjadi 15-50%, hal ini terjadi karena perubahan hormon yang belum stabil sehingga dapat memberikan dampak perubahan pada fisik. Kehilangan kesadaran sementara akibat syncope harus segera dilakukan pertolongan pertama dalam rentang golden period. PMR menjadi tim penolong yang tepat yang harus memiliki kesiapan dan keterampilan dalam memberikan pertolongan pertama syncope. Active knowledge sharing menjadi salah satu bentuk metode pembelajaran yang akan membantu dalam menyiapkan anggota PMR untuk memberikan pertolongan pertama syncope. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Active knowledge sharing terhadap tingkat keterampilan dalam pemberian pertolongan pertama syncope bagi anggota PMR. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan desain quasy eksperimental dengan rancangan pre test-post test with control group design kepada 70 responden dengan Teknik total sampling yang merupakan anggota PMR di SMA yang kemudian terbagi menjadi kelompok intervensi sejumlah 35 responden dan kelompok kontrol 35 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat deskriptif serta analisis bivariat dengan uji beda berpasangan menggunakan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value atau nilai Asymp sig (2-tailed) 0.000, dimana nilai p-value < 0.05. Terdapat pengaruh metode pembelajaran Active knowledge sharing terhadap kesiapan dan keterampilan pemberian pertolongan pertama syncope pada anggota PMR.
Copyrights © 2025