Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT WANITA PEKERJA SEKS TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN IMS - HIV/AIDS DI RESOSIALISASI TEGALREJO - UNGARAN Widyaningsih, Tri Sakti; Heru, Widjanarko
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : STIKES Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.104 KB) | DOI: 10.33666/jitk.v1i2.27

Abstract

Banyak faktor penghambat upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang jumlah kasus maupun luas persebarannya semakin meningkat di Indonesia sejak tahun 1994. Kesulitan ekonomi menambah jumlah mereka yang menjalani kehidupan melalui kegiatan yang berisiko, dimana sebagian besar adalah perempuan muda yang tidak berdaya dan pada akhirnya wanita pekerja seks menjadi pilihan terakhir mereka. Sementara upaya untuk mencegah penularan IMS belum memperlihatkan hasil yang menggembirakan, kini penularan HIV/AIDS di kalangan mereka sangat besar dan cepat.Studi ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan uji korelasi Rank Spearment. Bertujuan untuk memperoleh distribusi frekuensi dari variabel yang dicari dan kemungkinan korelasinya. Pengambilan responden dilakukan secara accidental sampling di resosialisasi Tegalrejo kota Ungaran dengan kriteria inklusi : perempuan umur 15-35 tahun, lama bekerja sebagai WPS yaitu ? 1 bulan-1 tahun, dapat membaca dan menulis, bersedia menjadi responden, serta WPS yang belum terkena IMS dan HIV/AIDS.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap dan program pendampingan berhubungan dengan perilaku hidup sehat Wanita Pekerja Seks (WPS) di resosialisasi Tegalrejo kota Ungaran dimana masing-masing faktor menunjukkan korelasi positif (p value < 0.05).Dari sekian banyak variabel yang dianggap mempengaruhi perilaku hidup sehat WPS, disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat diketahui lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat WPS.?Kata kunci???????????? : Perilaku Hidup Sehat, WPS, Pencegahan IMS-HIV/AIDS.
Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Bayi Berat Lahir Rendah Widyaningsih, Tri Sakti; Wahyuningsih, Wahyuningsih
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 11, No 4 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.11.4.2023.897-902

Abstract

Secara klinis, Bayi berat lahir rendah (BBLR) mengalami kelemahan dan dilakukan monitoring selama 24 jam di ruang intensif, sehingga bayi harus terpisah dari ibunya. Kondisi tersebut merupakan penyebab kecemasan pada ibu, dimana kondisi tersebut tidak banyak memberikan kesempatan berinteraksi antara ibu dengan anaknya. Secara psikis, kedekatan antara ibu dengan anaknya, dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu tindakan keperawatan yaitu Perawatan Metode Kanguru (PMK). Intervensi tersebut dapat meningkatkan rasa percaya ibu dengan bayinya dan menambah perlekatan antara kulit bayi dengan ibunya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perawatan metode kanguru terhadap tingkat kecemasan ibu bayi berat lahir rendah di ruang perinatologi RS. Permata Medika Semarang. Peneliti menggunakan metode Pra Eksperimental dengan pendekatan One-Group Pretest-Postest Design without control. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi Perawatan Metode Kanguru dan kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale. Hasil uji validitas tiap pertanyaan kuesioner dengan nilai terendah 0,663 dan tertinggi adalah 0,918. Tingkat signifikansi yang digunakan 5% atau 0,05 sehingga kuesioner dikatakan valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan angka 0,71 Nilai Alpha Cronbach lebih dari konstanta (>0,6), sehingga kuesioner dikatakan reliable. Data dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Test didapatkan hasil negatif ranks sebanyak 16 responden mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah intervensi, sedangkan positive ranks 0, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada responden yang mengalami peningkatan kecemasan setelah intervensi. Terdapat 1 Ties, yang menunjukkan hasil 1 responden memiliki nilai kecemasan yang tidak jauh berbeda setelah dilakukan intervensi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa p value = 0,000 < (α=0,05), secara statistik ada pengaruh perawatan metode kanguru terhadap tingkat kecemasan ibu bayi berat lahir rendah di ruang Perinatologi RS Permata Medika Kota Semarang.
Pelatihan dan Pendampingan Kader Posyandu Balita dalam Upaya Pencegahan Stunting di Kelurahan Banyuanyar Widyaningsih, Tri Sakti; Kanita, Maria Wisnu; Wulandari, Novita Kurnia
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 5 No 4 (2023): Jurnal Peduli Masyarakat: Desember 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v5i4.2494

Abstract

Salah satu permasalahan kesehatan di dunia akibat kurangnya gizi adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Perkembangan keadaan gizi balita dapat dipantau melalui hasil pencatatan dan pelaporan yang tercermin dari hasil penimbangan balita setiap bulan dan melakukan monitoring melalui posyandu yang dilakukan oleh kader posyandu balita. Kegiatan ini bertujuan melatih dan meningkatkan pengetahuan kader posyandu balita di Kelurahan Banyuanyar tentang pecegahan stunting. PKM ini menggunakan metode Survey, FGD, Observasi dan demonstrasi, dengan sasaran 15 kader posyandu balita di Kelurahan Banyuanyar. Materi edukasi menggunakan lembar balik, pelatihan kader posyandu balita dilakukan demonstrasi pengukuran status gizi balita dengan menggunakan antropometri berdasarkan Z skor. Kegiatan kunjungan kerumah balita dilakukan sebagai salah satu upaya tim PKM dalam pencegahan stunting dengan pemberian makanan pendamping ASI tinggi protein hewani bagi balita yang mengalami stunting. Upaya edukasi dan pelatihan kader posyandu balita di RW 12 Kelurahan Banyuanyar terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan tentang pencegahan stunting melalui pemeriksaan antropometri sudah terlaksana dan dapat diterima dengan baik oleh kader. Kader sangat antusias dengan kegiatan ini. Program ini sangat penting dilakukan terutama pada ibu yang memiliki balita yang berisiko dan yang mengalami stunting di Kelurahan Banyuanyar.
Pemberdayaan Kader Posyandu Balita dalam Upaya Pencegahan Kejadian Stunting melalui Implementasi SDIDTK Widyaningsih, Tri Sakti; Wulandari, Novita Kurnia; Kanita, Maria Wisnu
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 3 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: September 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i3.4224

Abstract

Peran serta masyarakat semakin menonjol dalam upaya penyelenggaraan kesehatan seperti dalam pelaksanaan Posyandu yang dilakukan di setiap desa di seluruh Indonesia sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat. Terdapat empat peran kader posyandu dalam mencegah kasus stunting, yaitu pelayan kesehatan, penyuluh kesehatan, penggerak dan pemberdayaan masyarakat, serta pemantauan kesehatan. Kader posyandu dilibatkan oleh puskesmas dalam kegiatan pelayanan kesehatan desa yang salah satunya adalah pemantauan kesehatan masalah pertumbuhan dan perkembangan balita di wilayahnya. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberdayakan kader posyandu balita untuk menerapkan konsep dan implementasi Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada balita dalam upaya pencegahan stunting di kelurahan Banyuanyar.Metodologi pelaksanaan: Kegiatan PKM ini menggunakan metode Survey, FGD, Observasi dan demonstrasi, dengan sasaran 15 kader posyandu balita di Kelurahan Banyuanyar. Materi edukasi tentang konsep SDIDTK menggunakan lembar balik dan dilakukan implementasi Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) sebagai pemberdayaan kader Posyandu Balita. Kegiatan pemeriksaan balita yang berkunjung ke posyandu dilakukan sebagai salah satu upaya tim PKM untuk melakukan monitoring dan evaluasi dalam pencegahan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang merupakan dampak jangka panjang dari kejadian stunting.Hasil Kegiatan: Upaya edukasi dan pemberdayaan kader posyandu balita di RW 12 Kelurahan Banyuanyar terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan tentang Konsep dan implementasi Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) sudah terlaksana dan dapat diterima dengan baik oleh kader. Kader sangat antusias dengan kegiatan ini dan mengalami perubahan pengetahuan dan keterampilan kearah yang lebih baik setelah dilakukan monitoring dan evaluasi melalui pre dan post tes pada kader Posyandu Balita. Program ini sangat penting dilakukan keberlanjutannya, terutama pada ibu yang memiliki balita yang berisiko maupun yang mengalami stunting di Kelurahan Banyuanyar.
HEMODYNAMIC STATUS STABILITY: BLOOD PRESSURE, MEAN ARTERY PRESSURE AND RESPIRATORY RATE IN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION PATIENTS IN CRITICAL CARE UNIT, SURAKARTA Wulandari, Novita Kurnia; Widyaningsih, Tri Sakti; Kanita, Maria Wisnu
Journal of Applied Health Management and Technology Vol 6, No 2 (2024): October 2024
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jahmt.v6i2.11946

Abstract

The most important monitoring of acute myocardial infarction patients is monitoring the hemodynamic system because it affects the function of oxygen delivery in the body and involves heart function. This research aimed to find out the condition of the stability of blood pressure, mean artery pressure and respiratory rate in Acute Myocardial Infarction patients in the critical care unit, Surakarta. The method used an analytical observation design with a cross-sectional approach. The samples were 56 subjects. The results show statistical tests of respiratory aids, namely nasal cannula and non-rebreathing mask on hemodynamic status including systolic, diastolic blood pressure, mean artery pressure, and respiratory rate in the critical care unit, Surakarta, there is a significant relationship between the use of respiratory aids and hemodynamic status as evidenced by the value (p value 0.05). The conclusion suggests that it’s better the fulfillment of oxygen therapy needs with the proper respiratory aids (nasal cannula and non-rebreathing mask, the better the patient's hemodynamic status, especially in terms of blood pressure, mean artery pressure, and respiratory rate which are important indicators in the stability of acute myocardial infarction patients.
Analysis of Factors Influencing the Incidence of Stunting in Toddlers Widyaningsih, Tri Sakti; Wulandari, Novita Kurnia; Kanita, Maria Wisnu
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i3.5309

Abstract

Stunting is one of the problems that hinders human development globally. Currently, there are around 162 million children under the age of five experiencing stunting. If this continues, it is projected that in 2025 there will be 127 million children under the age of five who will experience stunting. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the incidence of stunting in toddlers in the Banyuanyar Health Center Area. Research methodology: This study is an explanatory research study with a cross-sectional method approach. The sample of this study was approximately 56 toddlers at risk of stunting who were taken using a purposive technique by using the Slovin scale. Researchers took respondents based on inclusion and exclusion criteria during the implementation of the integrated health post, asked for respondents' approval, distributed research instruments and explained how to fill out the questionnaire. After obtaining the required data, researchers rechecked the questionnaire contents and then processed the data. The analysis used was the Chi Square test. Results of the study: Factors that influence the incidence of stunting in toddlers in the Banyuanyar Health Center Working Area, namely: History of LBW (p Value = 0.042), Provision of MP-ASI (p Value = 0.000), Mother's knowledge (p Value = 0.001), Parenting Patterns (p Value = 0.005). Factors that do not affect the incidence of stunting in toddlers in the Banyuanyar Health Center Work Area, namely: Exclusive Breastfeeding (p Value = 0.279), Immunization Status (p Value = 0.094), Socioeconomic (p value = 0.066). Conclusion: There are 4 factors that affect and 3 factors that do not affect the incidence of stunting in toddlers in the Banyuanyar Health Center Work Area, Surakarta City.
PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI KELUARGA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI ICVCU KOTA SURAKARTA: - Wulandari, Novita Kurnia; Widyaningsih, Tri Sakti; Kanita, Maria Wisnu
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i1.1954

Abstract

Salah satu peran utama perawat di ICVCU adalah memberikan edukasi keperawatan kepada pasien dan keluarga agar dapat mengetahui dan menerapkan tindakan keperawatan tersebut secara mandiri ketika pasien di rumah. Upaya pendampingan peran perawat terhadap keluarga pasien jantung dilakukan sebagai salah satu bentuk edukasi kepada keluarga pasien selama di rumah pasca perawatan dan pemulangan pasien. Tujuan kegiatan ini untuk mendampingi perawat dalam mengedukasi pasien dan keluarga dalam pemantauan hemodinamik pada pasien jantung di ICVCU. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode Survey Forum Diskusi Group, observasi dan demonstrasi, dengan sasaran 15 perawat yang bekerja di ruang perawatan jantung (ICVCU) di Rumah Sakit di Kota Surakarta. Hasil: 15 perawat yang mendapatkan pendampingan didapatkan hasil score rata-rata meningkat dari 74,6 menjadi 89,3. Hal itu menunjukkan upaya pendampingan peran perawat dalam pemberian edukasi pada Keluarga pasien Infark Miokard Akut di Ruang Perawatan Kritis Jantung di Kota Surakarta sudah terlaksana dan dapat diterima dengan baik oleh perawat. Kesimpulan: peningkatan pengetahuan dan kemampuan edukasi perawat terutama dalam memberikan edukasi pengetahuan pada keluarga dalam perawatan pasien jantung selama di rumah dapat dilakukan secara mandiri dan optimal.
Peran Kader Posyandu Balita dalam Memotivasi Ibu Balita Berkunjung ke Posyandu Widyaningsih, Tri Sakti; Kanita, Maria Wisnu; Wulandari, Novita Kurnia
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 3 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Mei 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i3.6210

Abstract

Pos pelayanan terpadu sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang berfungsi memudahkan masyarakat terutama untuk ibu hamil dan anak balita agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kader posyandu merupakan pilar utama penggerak pembangunan khususnya di bidang kesehatan. Mereka dilibatkan oleh puskesmas dalam kegiatan pelayanan kesehatan desa yang salah satunya adalah pemeriksaan tumbuh kembang pada balita. Kader posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola posyandu, karena merekalah yang paling memahami masyarakat di wilayahnya. Salah satu peran kader memberikan motivasi kepada ibu yang memiliki balita untuk berkunjung ke posyandu. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengetahui sejauh mana peran kader dalam memberikan motivasi kepada ibu yang memiliki balita di posyandu keluarahan Banyuanyar.Metodologi pelaksanaan: Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah metode Survey, FGD, Observasi dan demonstrasi. Metode Survey digunakan untuk mengidentifikasi keaktifan kader posyandu balita dan mengidentifikasi jumlah keluarga balita yang berkunjung ke Posyandu dengan menggunakan instrument kuisioner. Metode FGD digunakan untuk melakukan edukasi dan tanya jawab kepada kader posyandu balita tentang keaktifan perannya dalam pelaksanaan posyandu balita dan mengecek kelengkapan isian kuesioner tentang motivasi ibu yang memiliki balita untuk berkunjung ke Posyandu Balita. Metode Observasi dan demonstrasi digunakan untuk mengetahui secara langsung kunjungan kerumah keluarga balita yang memiliki kendala untuk berkunjung ke Posyandu.Hasil Kegiatan: Upaya edukasi dan pemberdayaan kader posyandu balita di RW 12 Kelurahan Banyuanyar terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan tentang Peran Kader Posyandu Balita sudah terlaksana dan dapat diterima dengan baik oleh kader. Kader sangat antusias dengan kegiatan ini dan mengalami perubahan pengetahuan dan keterampilan kearah yang lebih baik setelah dilakukan monitoring dan evaluasi pada kader Posyandu Balita dengan melakukan analisis data hasil isian kuesioner tentang keaktifan peran kader posyandu balita, didapatkan hasil 19 kader (95%) berperan aktif dan 40 orang tua balita (75,5%) berkunjung lengkap ke Posyandu. Program ini sangat penting dilakukan keberlanjutannya, terutama pada ibu yang memiliki bayi dan balita di RW 12 Kelurahan Banyuanyar.
PENGARUH ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KESIAPAN DAN KETERAMPILAN PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA SYNCOPE PADA ANGGOTA PMR Kanita, Maria Wisnu; Wulandari, Novita Kurnia; Widyaningsih, Tri Sakti
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.46356

Abstract

Syncope dapat terjadi pada semua rentang usia, remaja tidak lepas dari keadaan mengancam yang diakibatkan oleh syncope. Kejadian syncope biasanya sering dialami oleh siswa sekolah yang sedang mengikuti kegiatan rutin sekolah seperti upacara bendera, olahraga dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya. Syncope pada remaja umumnya terjadi 15-50%, hal ini terjadi karena perubahan hormon yang belum stabil sehingga dapat memberikan dampak perubahan pada fisik. Kehilangan kesadaran sementara akibat syncope harus segera dilakukan pertolongan pertama dalam rentang golden period. PMR menjadi tim penolong yang tepat yang harus memiliki kesiapan dan keterampilan dalam memberikan pertolongan pertama syncope. Active knowledge sharing menjadi salah satu bentuk metode pembelajaran yang akan membantu dalam menyiapkan anggota PMR untuk memberikan pertolongan pertama syncope. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Active knowledge sharing terhadap tingkat keterampilan dalam pemberian pertolongan pertama syncope bagi anggota PMR. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan desain quasy eksperimental dengan rancangan pre test-post test with control group design kepada 70 responden dengan Teknik total sampling yang merupakan anggota PMR di SMA yang kemudian terbagi menjadi kelompok intervensi sejumlah 35 responden dan kelompok kontrol 35 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat deskriptif serta analisis bivariat dengan uji beda berpasangan menggunakan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value atau nilai Asymp sig (2-tailed) 0.000, dimana nilai p-value  < 0.05. Terdapat pengaruh metode pembelajaran Active knowledge sharing terhadap kesiapan dan keterampilan pemberian pertolongan pertama syncope pada anggota PMR.
Peran Kader Posyandu Balita dalam Memonitor Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Widyaningsih, Tri Sakti; Kanita, Maria Wisnu; Wulandari, Novita Kurnia
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 3 (2025): Juni 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i3.6581

Abstract

Tumbuh kembang merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang berbeda namun keduanya saling berkaitan. Pada masa ini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang sering ditemukan meliputi gangguan fisik, perkembangan motorik , bahasa dan perilaku. Gangguan pertumbuhan fisik pada anak dapat berupa wasting, stunting, overweight, sedangkan gangguan perkembangan anak dapat berupa penyimpangan perilaku, keterlambatan motoric kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Pemerintah dalam menangani kasus gangguan tumbuh kembang melakukan tindakan pencegahan awal yaitu dengan skrinning yang dapat dilakukan di posyandu. Posyandu dengan beberapa programnya dalam menangani tumbuh kembang anak yang dilaksanakan oleh kader posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran kader posyandu balita dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita di Posyandu Kelurahan Banyuanyar. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Jumlah sampel 20 kader posyandu dan 56 balita. Instrumen pertama penelitian berupa kuesioner peran kader posyandu dilakukan uji expert yaitu ahli di bidang keperawatan komunitas. Instrument kedua dan ketiga berupa Buku Kesehatan ibu dan anak (KIA) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena merupakan alat ukur yang sudah baku. Hasil Uji Chi Square didapatkan p-value 0,000. Terdapat hubungan antara peran kader posyandu balita dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita.