Agama yang kerap kali digunakan sebagai alat legitimasi atas patriarki dalam tatanan sosial, tidak secara jelas ditemukan dalam tatanan masyarakat dusun Semampir, Sidomulyo, Jawa Timur. Melalui aktivitas keagamaan: Diba'an, rutinan, tahlilan dan manaqiban, perempuan-perempuan setempat mampu mewujudkan ruang publik beriringan dengan perannya dalam ruang domestik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Adapun pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi lapangan. Artikel ini berargumen bahwa perempuan-perempuan dusun Semampir dengan ragam multiperan, mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Melalui kegiatan tersebut, mereka mampu berperan aktif dalam ruang publik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa partisipasi perempuan di ruang publik melalui beberapa praktik keagamaan seperti Tahlilan, Ratiban, Manaqiban, Diba’an relevan terhadap strategi hibrida. Aspek relevan terletak bahwa kepercayaan subject terhadap ragam peran yang mampu disandang secara bersamaan. Perempuan-perempuan dusun Semampir percaya bahwa partisipasi keagamaan dapat dilakukan tanpa mengganggu tugas-tugas domestik.
Copyrights © 2025