Keluarga merupakan lingkungan utama dalam pembentukan karakter dan regulasi emosi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi penyelesaian konflik emosional pada remaja yang tumbuh dalam keluarga dengan pola asuh ambivalen, yaitu kombinasi antara gaya otoriter dari ayah dan responsif dari ibu. Menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus, penelitian ini melibatkan dua informan remaja berusia 17 dan 18 tahun yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, kemudian dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakkonsistenan pola asuh menciptakan kebingungan emosional pada anak, yang kemudian direspons dengan dua pendekatan berbeda: strategi resolusi konflik berbasis keluarga dan pendekatan individual. Remaja dengan dukungan keluarga menunjukkan peningkatan komunikasi emosional dan stabilitas psikologis, sedangkan remaja yang menempuh pendekatan individual menyalurkan emosi melalui aktivitas ekspresif seperti seni. Temuan ini menekankan pentingnya pendekatan penanganan konflik yang kontekstual dan fleksibel, serta perlunya sinergi antara keluarga, konselor, dan lingkungan pendukung dalam membangun ketahanan emosi remaja.
Copyrights © 2025