Masyarakat lokal selain suku Makean menganggap suku Makean melakukan “Makeanisasi” birokrasi pemerintahan daerah. Prasangka etnis semacam ini dapat menimbulkan konflik berbasis etnis dan mengancam keharmonisan sosial di antara kelompok etnis setempat. Beberapa peneliti juga menulis bahwa suku Makean memang kuat dalam menguasai birokrasi pemerintahan daerah. Sayangnya, para peneliti tidak mendukung asumsi mereka dengan data, seperti halnya prasangka yang dipegang oleh masyarakat awam. Pertanyaannya, benarkah suku Makean telah mengendalikan birokrasi pemerintahan daerah? Jika benar, bagaimana suatu kelompok kelas bawah masa lalu dapat mengalami perubahan yang begitu besar sehingga menjadi lebih dominan daripada Ternate, mantan penguasa mereka? Studi ini menggunakan metode kualitatif-etnografi dan analisis dokumen. Artikel ini mendukung argumen bahwa memang ada proses penguatan suku Makean dalam birokrasi pemerintahan sebagai hasil dari transformasi suku Makean. Namun, data kami dari dokumen menunjukkan bahwa penguatan suku Makean di birokrasi tidak secara sederhana berarti suatu “Makeanisasi” birokrasi. Kami mengungkap faktor-faktor sosiokultural yang melatarbelakangi proses transformasi ini, antara lain tradisi kuat migrasi keluar untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dan penekanan budaya pada pendidikan dan pergi haji ke Makkah yang memperkuat ketahanan mereka dalam bekerja menuju kesuksesan dan ketahanan dalam pendidikan yang berefek pada kemampuan mereka menempati jabatan-jabatan penting di birokrasi pemerintahan lokal.
Copyrights © 2025