Industri Mikro dan Kecil (IMK) di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan daya saing mereka, seperti keterbatasan modal, sumber daya manusia, dan akses pasar. Sebagai solusinya, pemerintah telah mempromosikan kemitraan, yang menawarkan dukungan keuangan, pelatihan, dan akses pasar. Kemitraan diharapkan dapat meningkatkan kinerja bisnis, meskipun hanya sebagian kecil dari IMK yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan kemitraan pada IMK dan dampak kemitraan terhadap kinerja bisnis di Indonesia. Dengan menggunakan data sekunder dari Survei IMK 2019, penelitian ini menggunakan metode Propensity Score Matching (PSM) untuk menilai dampak kemitraan terhadap kinerja MSI. Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Tingkat pendidikan, pelatihan, dan hambatan bahan baku berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan menjalin kemitraan. Usia industri berpengaruh signifikan terhadap keputusan kemitraan pada industri mikro makanan. Sebaliknya, pada industri mikro non-makanan, hanya pelatihan yang menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap keputusan kemitraan. Pada industri kecil makanan, pendidikan, pelatihan, dan hambatan bahan baku memengaruhi keputusan kemitraan. Secara keseluruhan, pelatihan muncul sebagai faktor penting yang berdampak signifikan terhadap keputusan kemitraan. Implementasi kemitraan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kinerja industri mikro dan kecil (IMK). Kemitraan berkontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Kata Kunci: Industri Mikro dan Kecil, Kemitraan, Kinerja Bisnis, Prospensity Score Matching
Copyrights © 2025