Pola konsumsi masyarakat Indonesia cenderung sulit berubah dari beras. Bahkan banyak yang masih beranggapan bahwa belumlah makan jika belum memakan nasi, ketahanan pangan dalam pengertian pemenuhan kebutuhan pangan, diusahakan agar pangan selalu tersedia setiap saat dan masyarakat juga berharap harganya terjangkau. Beras analog merupakan salah satu bentuk solusi yang dapat dikembangkan dalam mengatasi permasalahan ketahanan pangan baik dalam hal penggunaan sumber pangan baru ataupun untuk penganekaragaman pangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik mutu beras analog berbahan baku tepung sagu. Penelitian ini mengunakan rancangan percobaan RAL. Beras analog dibuat sebanyak 5 variasi komposisi bahan penyusun yaitu 100 % dari tepung sagu, dan komposisi campuran tepung tapioka dengan perbandingan 95:5, 90:10, 80:20, 70:30 Data dianalisis secara statistik menggunakan analisis varian dengan membandingkan F hitung dan F tabel dengan derajat penerimaan 5% menyimpulkan tepung sagu berpengaruh nyata terhadap karakteristik beras analog. Dalam pembuatan beras analog penguji menghasilkan karakteristik beras analog dengan kadar air 5,23% sampai 6,47, kerapatan curah tertinggi pada P5 dari 70% sagu dan 30% tapioka, Daya serap terendah adalah P5 yakni 71,67%, pada daya pengembang P3, P4 dan P5 memiliki prosentase yang sama 8% serta diameter beras dihasilkan 3,3 sampai 4,7 pada 50 g beras diperoleh berat terbanyak 44,33 pada P2. Pada Uji Hedonik keseluruhan perlakuan secara moderat disukai dan diterima oleh panelis.
Copyrights © 2024