Penggunaan sampah plastik di Indonesia menyumbang pencemaran sampah plastik terbesar ke-2 di dunia. Ikan bandeng presto merupakan salah satu produk olahan ikan yang menjadi ciri khas Kota Semarang dan produktivitasnya tinggi karena sering dijadikan oleh-oleh, hal ini berakibat pada peningkatan jumlah sampah plastik yang sering digunakan sebagai pembungkus ikan bandeng presto. Dalam penelitian ini kami memanfaatkan daun sebagai pembungkus ikan bandeng presto, serta mengombinasikan edible coating dengan beberapa variasi daun yang ramah lingkungan serta dapat memperpanjang masa simpan sebagai pengganti plastik. Penelitian ini berujuan untuk memperoleh informasi mengenai keefektifan serta pengaruh kemasan beberapa variasi daun serta kombinasi daun+edible coating terhadap karakteristik kimia maupun mikrobiologi ikan bandeng. Metode dalam penelitian ini menggunakan perlakukan variasi kemasan, meliputi: daun pisang, daun pisang+edible coating, daun jati, daun jati+edible coating, daun awar-awar, serta daun awar-awar+edible coating, serta lama penyimpanan pada suhu ±4 °C meliputi, hari ke-3, 6, dan 9. Dari analisis yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa aktivitas air terendah dan tertinggi berturut-turut terdapat pada kemasan daun awar-awar+edible coating sebesar 0,742 dan kemasan daun pisang sebesar 0,756 serta daun jati sebesar 0,755. Kadar air terendah dan tertinggi didapat pada kemasan daun awar-awar+edible coating sebesar 50,67% dan kemasan daun pisang sebesar 59,49%. Sedangkan cemaran mikrobia paling rendah pada penyimpanan hari ke-9 terdapat pada kemasan daun awar-awar+edible coating sebesar 3,6 x 105 kononi/gr,sedangkan paling tinggi pada kemasan daun pisang yaitu sebesar 2,4 x 107 koloni/gr. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kemasan beberapa variasi daun maupun daun+edible coating efektif untuk menyimpan ikan bandeng presto sampai 6 hari
Copyrights © 2023