Data memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi modern. Penyimpanan data yang efisien sangat penting untuk menjaga integritas, ketersediaan, dan aksesibilitas informasi di berbagai sektor. Dalam era digital saat ini, berbagai teknologi muncul untuk penyimpanan data yang aman, salah satunya adalah teknologi blockchain. Blockchain adalah sebuah sistem buku besar terdistribusi yang menggunakan kriptografi hash dalam mengamankan setiap block untuk memastikan keamanan dan ketahanannya. Hashing, sebagai metode kriptografi yang mengubah data input menjadi output dengan panjang tetap, menghasilkan nilai hash unik untuk setiap input, dengan perubahan sekecil apa pun pada input menghasilkan perubahan besar pada nilai hash. Terdapat banyak algoritma hash yang dapat digunakan dalam sistem blockchain, salah satunya yaitu adalah SHA-256, yang digunakan oleh Bitcoin. Meskipun SHA-256 dianggap aman, sudah ditemukan kerentanan algoritma SHA-256 melalui serangan preimage attack yang menggunakan konsep bicliques pada compression function. Selain itu, keamanan SHA-1 telah sepenuhnya terkompromikan melalui serangan collision. Mengingat SHA-2 merupakan pengembangan dari SHA-1, kekhawatiran akan potensi kerentanannya di masa depan muncul. Algoritma hash Esch, yang merupakan bagian dari keluarga SPARKLE, diusulkan sebagai alternatif yang menawarkan keamanan yang lebih baik. Esch, yang menggunakan metode konstruksi sponge, telah terbukti aman dari serangan preimage, second preimage, dan collision. Dimasukkannya Esch dalam standardisasi kriptografi lightweight finalis oleh NIST menunjukkan potensinya sebagai solusi hashing yang aman dan efisien untuk sistem blockchain. Makalah ini mengusulkan penerapan algoritma hash Esch sebagai alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan keamanan dan kinerja sistem blockchain.
Copyrights © 2025