Tahu merupakan salah satu sumber pangan bergizi yang terjangkau dan mudah diakses di kalangan masyarakat Indonesia. Industri tahu juga dapat ditemui di berbagai lokasi, termasuk di Desa Purwodadi Dalam. Namun, pelaku industri ini belum melakukan pengelolaan limbah yang baik. Limbah padat digunakan sebagai bahan baku oncom dan pakan ternak, sementara limbah cairnya dibuang ke sungai. Dari sekitar 30 industri kedelai berkapasitas produksi rata-rata 15 kg kedelai per hari, berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan dengan menghasilkan 675 liter limbah cair. Mengacu pada berbagai penelitian yang telah dipublikasikan, limbah cair tahu dapat diolah dan menghasilkan produk nata de soya yang digemari dan sebagai sumber serat penting bagi tubuh. Kegiatan pelatihan pengolahan limbah cair tahu ini dilakukan mulai dari pemaparan terkait prinsip industri tahu berkelanjutan dan potensi implementasi ekonomi sirkuler, proses pembuatan nata de soya, dan menajemen pemasaran. Peserta kegiatan ini adalah pelaku usaha tahu yang sangat antusias untuk mencoba produknya dan berdiskusi terkait proses pembuatan nata de soya serta strategi pemasarannya. Potensi pencegahan pencemaran lingkungan akibat limbah cair tahu dapat dicegah dengan mengolah 167 liter limbah cair tahu oleh 15 peserta pelatihan atau 25% dari potensi limbah cair yang terbentuk setiap harinya. Kegiatan ini perlu dilanjutkan dengan pendampingan jangka panjang untuk implementasi ekonomi sirkuler di desa tersebut.
Copyrights © 2025