Karena menghasilkan bau yang tidak sedap dan mengurangi nilai estetika lingkungan, limbah kulit pisang dianggap sebagai polusi udara. Karena pisang merupakan sumber kalium, fosfor, magnesium, natrium, dan sulfur yang kaya, kulitnya menjadi pupuk organik yang sangat baik. Komponen organik yang ditemukan dalam limbah tahu cair, seperti karbohidrat, protein, dan lipid, menjadikannya alternatif yang layak untuk metode pengolahan limbah organik tradisional. Para peneliti berusaha mencari tahu berapa lama fermentasi harus berlangsung untuk mendapatkan nitrogen dan fosfor paling banyak dari pupuk kulit pisang dan limbah tahu cair. Untuk membuat pupuk organik, Anda menggabungkan tahu cair dan limbah kulit pisang dengan EM-4 dan gula merah. Jumlah limbah tahu cair yang digunakan untuk setiap rasio EM4 adalah 500 ml. Durasi proses fermentasi anaerobik mungkin 10, 15, 20, atau 25 hari. Kandungan fosfor dan nitrogen dari pupuk organik cair itulah yang dianalisis. Pada hari ke-15, dengan volume 50 ml bioaktivator EM4 (0,258%) dan kandungan nitrogen 0,99%, penelitian menemukan kadar fosfor yang optimal. Fermentasi selama lima belas hari dengan lima puluh mililiter bioaktivator Effective Microorganism (EM4) menghasilkan hasil terbaik. Hasil analisis fosfor dan nitrogen menunjukkan bahwa memenuhi standar yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.: 261/KPTS/SR.310/M/4/2019.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025