Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah induk batik dari wilayah Surakarta. Selain dikenal sebagai kabupaten produsen batik, Kabupaten Sukoharjo juga familiar dengan Kabupaten Jamu dengan tagline jamu gendhong. Eksistensi produksi jamu tradisional yang digendong dan dijajakan berkeliling dengan berjalan kaki direspon para seniman batik untuk membuat desain motif yang terinspirasi dari konsep ide tersebut. Urgensi dari penelitian ini adalah upaya untuk mengungkap eksistensi dan estetika dari batik jamu gendhong. Rumusan Masalah dalam adalah 1.Mengapa jamu gendhong menjadi identitas motif batik Kabupaten Sukoharjo. 2.Bagaimana konsep estetika dalam motif batikjamu gendhong Kabupaten Sukoharjo. Tujuan dari penelitian ini akan menjadi menganalisiseksistensi batik jamu gendhong sebagai identitas Kabupaten Sukoharjo dan menganalisis konsep estetika batik jamu gendhong dengan identifikasi struktur komposisi dari pola motif yang terdiri dari motif utama, motif pendukung, dan isen-isen. Pendekatan dalam penelitian ini memanfaatkan pendekatan histori dan estetika. Hasil dari penelitian didapat bahwa wilayah Kecamatan Nguter merupakan pusat industri pembuatan jamu di Sukoharjo yang diproduksi baik secara tradisional berbasis home industri dan skala pabrik. Dalam perkembangannya praktek menjajakan jamu dengan cara di-gendhong bergeser menjadi dijual dengan mengendarai sepeda, motor dan dijajakan secara menetap di outlet. Dalam perkembangannya, jamu gendhong dijadikan sebagai ikon identitas batik di Kabupaten Sukoharjo. Adapun persebaran industri batik ada di daerah Bekonang dan Kedunggudel tawangsari. Visual batik jamu gendhong menampilkan figur mbok jamu gendhong dengan membawa rinjing dan gendul kaca, pola ditambahkan dengan motif pendukung bunga, kupu dan burung dengan isen ceceg, sawut, kemukus, pari sawuli dan lain-lain. Diharapkan penelitian menjadi referensi dalam analisis batik identitas daerah.
Copyrights © 2025