QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) telah menjadi solusi pembayaran digital yang efisien bagi masyarakat dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Meskipun demikian, penggunaannya juga membawa sejumlah risiko keamanan, termasuk penipuan digital, pencurian data, dan manipulasi kode QR. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko tersebut melalui metode deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan survei terhadap pengguna QRIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran pengguna mengenai keamanan masih tergolong rendah, khususnya di kalangan UMKM dan generasi Z, yang cenderung lebih rentan terhadap kejahatan siber. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan literasi digital dan penerapan kebijakan perlindungan data untuk meminimalkan risiko dalam transaksi yang menggunakan QRIS.
Copyrights © 2025