Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menjadi tantangan dalam pembelajaran abad ke-21. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pembelajaran menggunakan model Challenge Based Learning (CBL) terintegrasi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), serta mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan Adversity Quotient (AQ). Metode yang digunakan adalah mixed methods dengan pendekatan sequential explanatory, diawali dengan pengumpulan data kuantitatif, kemudian dilanjutkan dengan data kualitatif. Data diperoleh melalui tes, observasi, dan wawancara di SMP Kyai Ageng Giri. Data yang diperoleh dianalisis melalui uji parametrik dan dideskripsikan untuk ditinjau dari AQ. Hasil menunjukkan bahwa implementasi model CBL terintegrasi STEM berkualitas dengan rincian perangkat pembelajaran berkategori valid, pelaksanaan pembelajaran berkategori sangat baik, dan pembelajaran efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Analisis berdasarkan AQ menunjukkan bahwa siswa degan kategori climber menunjukkan penguasaan yang sangat baik dalam seluruh tahap pemecahan masalah, siswa camper menunjukkan kemampuan cukup baik namun kurang pada tahap evaluasi, sedangkan siswa quitter megalami kesulitan pada hampir semua tahap. Temuan ini menunjukkan pentingnya pembelajaran yang tidak hanya mengembangkan aspek kognitif, tetapi juga memperhatikan ketangguhan siswa dalam menghadapi tantangan. Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan strategi pembelajaran kontekstual yang adaptif terhadap karakteristik siswa.
Copyrights © 2025