Pendahuluan: Emosi memiliki pengaruh dalam pemilihan makanan dan kebiasaan makan seseorang, di mana makanan sering dijadikan sebagai mekanisme koping untuk meredakan emosi tersebut. Dampak yang terjadi dapat mempengaruhi nafsu makan, baik menurunkan atau meningkatkan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan perilaku emotional eating pada mahasiswa tingkat akhir Program Sarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Bahan dan Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain cross-sectional. Besar sampel ditentukan menggunakan teknik pengambilan sampel proporsional sampling yang berjumlah 120 responden. Penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner Student Stress Inventory (SSI) dan Dutch Eating Behaviour Questionnaire (DEBQ) serta pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan. Analisis data dengan program SPSS menggunakan chi-square. Hasil: Presentase tertinggi pada jenis kelamin perempuan (85%) dengan usia terbanyak pada 20-22 tahun (81,7%) dan pada program studi Kesehatan Masyarkat (66,7%) angkatan 2020 (77,5%). Distribusi status gizi berdasarkan IMT menunjukkan mahasiswa tingkat akhir FKM berstatus gizi gemuk dengan (20%) dan kurus (20,8%). Pada kategori stres terbanyak dialami pada kategori sedang sebanyak (46,7%), dan untuk kategori emotional eating terbanyak pada tingkat sedang dengan (51,7%). Pada hasil uji bivariat pada analisis hubungan menunjukkan adanya hubungan antara stres dengan emotional eating (p-value = 0,003) pada mahasiswa tingkat akhir program sarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Kesimpulan: Stres dapat mempengaruhi emotional eating. Disarankan kepada mahasiswa untuk mengontrol koping stres yang dialami seperti berfokus pada olahraga, menulis jurnal, menjaga pola makan sehat dan mengatur waktu istirahat juga penting untuk keseimbangan mental dan fisik. Kata kunci : koping stres; perilaku makan; mahasiswa
Copyrights © 2025