Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam peran komunikasi antargenerasi dalam membangun literasi digital sebagai strategi untuk menangkal penyebaran hoaks, khususnya di lingkungan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kabupaten Cianjur. Di tengah perkembangan teknologi digital yang pesat, masyarakat dari berbagai kelompok usia menghadapi tantangan dalam menyaring dan memahami informasi yang beredar di media sosial. Perbedaan karakteristik antara generasi Baby Boomer, Generasi X, Milenial, hingga Generasi Z menyebabkan terjadinya kesenjangan dalam kemampuan mengakses, memahami, dan memverifikasi informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi muda cenderung lebih melek teknologi dan mampu menjadi fasilitator informasi digital bagi generasi yang lebih tua. Sementara itu, generasi yang lebih senior memiliki nilai-nilai kehati-hatian dan kemampuan berpikir kritis yang penting dalam proses verifikasi informasi. Dinas Komunikasi berperan sebagai penghubung melalui pelatihan, kampanye edukatif, dan pemanfaatan berbagai platform media sosial untuk mendorong keterlibatan publik. Kolaborasi antargenerasi terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi digital masyarakat dan memperkuat ketahanan terhadap hoaks. Dengan demikian, komunikasi antargenerasi menjadi elemen strategis dalam membentuk masyarakat yang inklusif, kritis, serta tangguh menghadapi tantangan informasi digital di era modern.
Copyrights © 2025