Perubahan tutupan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit dianggap menurunkan keanekaragaman hayati, termasuk keragaman tumbuhan. Hutan sekunder yang berada di sekitar perkebunan kelapa sawit diharapkan dapat menjaga keberlanjutan dari keragaman tumbuhan yang masih tersisa meskipun bukan bagian dari areal perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilakukan di empat perkebunan kelapa sawit yang tersebar di dua kabupaten yaitu Kampar dan Pelalawan, Provinsi Riau selama 28 hari pada bulan Maret 2016. Metode penelitian yaitu analisis vegetasi petak tunggal dengan mengidentifikasi keragaman tumbuhan di hutan sekunder yang ada di sekitar perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan bervariasi sesuai dengan kondisi lokasinya. Jumlah spesies tumbuhan yang ditemukan beragam, PT SAR (85 spesies), PT AMA (71 spesies), PT MUP (44 spesies) dan PTPN (41 spesies). Perbedaan ini karena luasan dan kerapatan hutan sekunder juga berbeda. Nilai kekayaan jenis juga berbeda setiap lokasi, yaitu PT SAR (12.02), PT AMA (9.80), PT MUP (7.66), dan PTPN (5.67). Semakin tinggi nilai kekayaan spesies di suatu lokasi menunjukkan bahwa areal tersebut memiliki keanekaragaman yang tinggi. Hutan sekunder di sekitar PT SAR merupakan areal yang memiliki tingkat keragaman tumbuhan lebih tinggi dibandingkan ketiga lokasi lainnya.
Copyrights © 2022