Stigma sosial terhadap pasien tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan bagi keluarga, terutama di masyarakat dengan pemahaman terbatas tentang penyakit ini. Penelitian ini menganalisis strategi keluarga pasien TBC dalam menghadapi stigma sosial di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, menggunakan metode kualitatif etnografi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pasien, keluarga, tenaga kesehatan, serta masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stigma sosial terhadap pasien TBC masih kuat, terlihat dari diskriminasi, pengucilan, dan keterbatasan dukungan sosial. Untuk mengatasinya, keluarga mengembangkan strategi seperti edukasi mengenai TB sebagai penyakit yang dapat disembuhkan, adaptasi sosial dengan interaksi lebih terbuka, serta dukungan psikososial dalam keluarga. Strategi ini membantu mereka mempertahankan kesejahteraan emosional dan sosial, meskipun masih ada tantangan dalam mengubah persepsi masyarakat. Kesimpulannya, pendekatan berbasis keluarga dan komunitas sangat penting dalam mengurangi stigma terhadap pasien TBC. Peran aktif tenaga kesehatan, pemerintah, dan organisasi sosial diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta menyediakan dukungan inklusif bagi pasien dan keluarganya.
Copyrights © 2025