AT-TAFAHUM: Journal of Islamic Law
Vol 1, No 1 (2017)

METODE HISAB DALAM RANGKA MENYELESAIKAN PERBEDAAN PUASA ARAFAH ANTARA INDONESIA DENGAN ARAB SAUDI: Telaah Atas Pemikiran Profesor Syamsul Anwar

Ahmad Yunan Siregar (Pascasarjana UIN Sumatera Utara)



Article Info

Publish Date
22 May 2017

Abstract

Abstrak: Menurut Profesor Syamsul Anwar, metode rukyat ini memiliki aneka kendala, di antaranya kendala alam yakni jangkauan rukyat apalagi pada awal bulan terbatas tampakannya di muka bumi, sehingga akan berbeda antara negara yang telah melihatnya dengan daerah yang belum melihatnya, dengan kata lain rukyat adalah adalah sarana universal tapi berlaku temporal dan lokal. Karenanya menurutnya metode yang dapat menyatukan awal bulan kamariah adalah metode hisab karena metode ini lebih reliable untuk saat ini. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana pandangan Profesor Syamsul Anwar tentang Rukyatul hilal dalam kaitannya dengan penanggalan awal bulan kamariah, (2) bagaimana pemikiran Profesor Syamsul Anwar tentang hisab dan (3) apa upaya yang dapat dilakukan untuk menyatukan momen-momen keagamaan seperti idul fitri, idul adha termasuk perbedaan pelaksanaan puasa Arafah antara Indonesia dengan Arab Saudi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode rukyat menurut Profesor Syamsul Anwar menimbulkan banyak kendala,karena jangkauan rukyat terbatas tampakannya di muka bumi, mungkin sekali hilal terlihat di Arab Saudi, namun tidak terlihat di Indonesia.Hilal mungkin terlihat di Amerika tetapi tidak di Arab Saudi. Karena perbedaan rukyat di berbagai tempat, maka awal bulan pun jatuh berbeda, hal ini berbeda dengan hisab, karena hisab tidak mengalami kendala dengan faktor alam, karena ia ,menghitung gerak bulan yang sesungguhnya, sehingga metode hisab dapat menjatuhkan awal bulan dengan serentak di seluruh dunia.Kata Kunci: rukyah, hisab, al-maqashid asy-syari’ah, puasa Arafah, kalender Islam unifikatif

Copyrights © 2017