Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura dengan permintaan yang terus meningkat, sehingga diperlukan adanya berbagai upaya untuk meningkatkan produksi tanaman tomat. Permasalahan yang banyak ditemui yaitu keberadaan gulma dalam area penanaman tomat. Keberadaan gulma dapat menurunkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat karena akan menyebabkan terjadinya persaingan dalam memperebutkan air, cahaya matahari serta unsur hara dengan tanaman utama, sehingga diperlukan adanya metode pengendalian gulma yang efisien dalam menekan pertumbuhan gulma. Penelitian dilaksanakan pada Juni-Oktober 2023 di Desa Bocek, Jawa Timur. Penelitian menggunakan RAK dengan 9 perlakuan dan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi pengamatan gulma, pengamatan pertumbuhan, pengamatan komponen hasil, pengamatan efisiensi pengendalian gulma, indeks gulma dan pengamatan fitotoksisitas. Data dianalisis menggunakan analisis ragam pada taraf 5% dan apabila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ pada taraf 5%. Hasil menunjukkan terdapat 12 jenis gulma sebelum pengolahan lahan dan terdapat 3 penambahan jenis gulma baru pada pengamatan analisis vegetasi 42, 49, 56, dan 63 HST yang tergolong gulma berdaun lebar dan rumput-rumputan. Gulma yang mendominasi yaitu Cynodon dactylon dan Digitaria longiflora. Perlakuan herbisida oksifluorfen 240 g ha-1 + penyiangan 35 HST serta mulsa jerami + penyiangan 35 HST efektif menekan pertumbuhan gulma dan meningkatkan pertumbuhan tanaman karena adanya penyiangan pada umur 35 HST. Perlakuan penyiangan 21, 28, dan 35 HST, herbisida oksifluorfen 240 g ha-1 + penyiangan 35 HST serta mulsa jerami + penyiangan 35 HST efektif meningkatkan komponen hasil tinggi dibandingkan tanpa pengendalian gulma.
Copyrights © 2025