Penelitian ini berangkat dari adanya gejala patologi sosial yaitu pekerjaan sebagai pekerja seks komersial, hal ini di latarbelakangi karena adanya keterbatasan akan pekerjaan serta ketidak mampuan mengakses pekerjaan yang layak kaena faktor pendidikan, keterampilan, atau umur Pekerjaan menjadi PSK dirasa sangat mudah karena tidak perlu syarat khusus juga tidak perlu bermodalkan banyak uang dan keterampilan (skill) tinggi, cukup dengan berdandan cantik, menarik dan berperilaku yang ramah, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pendekatan terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang akurat. Reperesentasi diri dalam kajian dramaturgi para pekerja seks komersial, dalam menjalankan pekerjaanya para pekerja ini sadar betul akan hal-hal yang di butuhkan dalam menjalankan pekerjaany, mulai dari pakaian yang harus dikenakan, riasan yang ada pada wajah, cara merawat tubuh, dan cara-cara yang harus ditunjukan saat berada di depan tamu, semua hal ini untuk menunjang pekerjaan mereka, Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Dorongan sosial para pekerja seks komersial menjadi wanita tuna susila, bergam alasan yang peneliti temui saat melakukkan wawancara garis besar semuanya adalah karena keterpaksaaan akibat dari kesenjangan ekonomi diri sendiri dan keluarga, pekerjaan ini dianggap sebagai alternatif jalan keluar dari masalah- masalah mereka, seperti untuk membiayai kehidupan sehari-hari, untuk membiayai anak yang sedang bersekolah, untuk membayar utang di BANK dan ada pula untuk bayar untang yang di pinjam dari Bos atau germo, ada yang untuk membiayai pengobatan anak, dan ada pula yang menjadi tulang punggung keluarga untunk menhidupi orang tua dan saudara-saudara.
Copyrights © 2025