Tuberkulosis (TB) paru pada anak dapat menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan, salah satunya adalah sesak napas akibat akumulasi sekret yang tidak efektif dikeluarkan. Penatalaksanaan keperawatan dapat dilakukan melalui pendekatan non-farmakologis untuk membantu mengeluarkan sekret. Penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus menerapkan pendekatan proses keperawatan. Subjek penelitian ialah seorang anak perempuan berusia 15 tahun (An. W) dengan diagnosa medis TB paru serta permasalahan keperawatan utama bersihan jalan napas tidak efektif. Intervensi yang diberikan berupa terapi batuk efektif yang dikombinasikan dengan pemberian nebulizer, dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan frekuensi napas dan produksi sputum sebelum dan sesudah intervensi. Pada hari pertama, frekuensi napas menurun dari 28 menjadi 26 kali/menit dan tidak ada sputum yang dikeluarkan (0 cc). Hari kedua, frekuensi napas menurun dari 25 menjadi 23 kali/menit dengan produksi sputum 1 cc. Hari ketiga, frekuensi napas menurun dari 24 menjadi 21 kali/menit dengan produksi sputum tetap 1 cc. Hasil ini menunjukkan adanya penurunan frekuensi napas dan peningkatan pengeluaran sputum setelah intervensi. Terapi batuk efektif yang dikombinasikan dengan nebulizer terbukti efektif dalam menaikkan bersihan jalan napas terhadap anak dengan TB paru.
Copyrights © 2025