Jawa Timur adalah provinsi dengan jumlah produksi semangka terbesar di Indonesia. Total produksi pada tahun 2023 mencapai 107.902 ton semangka setara dengan 26% dari total produksi semangka nasional. Budidaya semangka di Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban dominan terjadi pada bulan Agustus hingga September pada saat musim kemarau. Sulitnya air pada saat musim kemarau akan mempengaruhi pertumbuhan semangka. Hal ini menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal sehingga hasil panen petani tidak optimal. Petani semangka di Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban hampir setiap musim kemarau membudidayakan semangka, namun dalam usahataninya petani belum memperhitungkan kelayakan usahatani semangka. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis usahatani petani semangka kuning di Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban dengan menghitung pendapatan usahataninya dan kelayakan usahatani semangka kuning. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penentuan sampel responden pada penelitian ini menggunakan snowball sampling. Analisis data dengan menganalisis usahatani berkaitan dengan, biaya yang dikeluarkan, penerimaan, pendapatan yang diterima dan menganalisis kelayakan usahatani dengan menggunakan analisis B/C rasio. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dimana usahatani semangka kuning mengeluarkan biaya total usahatani per hektar sebesar Rp. 19.776.300,- dengan penerimaan usahatani sebesar Rp 40.950.000,- per hektar sehingga pendapatan usahatani per hektas sebesar Rp. 21.183.700,- per hektar. Analisis kelayakan usahatani semangka kuning di Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban menunjukkan B/C rasio 1,071 dan R/C rasio 2,07 artinya menguntungkan dan layak dijalankan.
Copyrights © 2025