UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di industri pakaian di Kota Medan memainkan peran penting dalam rantai pasokan setiap toko pakaian atau butik. Untuk memenuhi kebutuhan produksi, UMKM garmen ini menggunakan 250–300 meter kain setiap hari untuk menghasilkan 16 pakaian jadi, dengan setiap kotak berisi 180 potong kain. Namun, karena permintaan baju yang fluktuatif, UMKM ini sering mengalami kekurangan stok kain akibat pesanan yang tidak terjadwal dan jumlah pesanan yang tidak optimal. Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menerapkan metode EOQ (Economic Order Quantity) untuk menentukan jadwal dan jumlah pemesanan kain yang tepat, serta untuk meminimalkan biaya penyimpanan bahan baku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pemesanan yang optimal adalah 1,104 meter, dengan safety stock sebesar 2,388 meter, dan nilai Reorder Pointmencapai 4,348 meter. Selain itu, studi ini menyoroti pentingnya evaluasi berkala terhadap proses pengadaan bahan baku untuk mengantisipasi perubahan permintaan pasar yang dinamis. Disarankan agar UMKM mengintegrasikan sistem informasi manajemen persediaan yang canggih sehingga data dapat diperbarui secara real-time, memungkinkan penjadwalan pesanan otomatis dan respons yang lebih cepat terhadap fluktuasi pasar. Penerapan strategi ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi produksi, yang secara keseluruhan dapat mendorong peningkatan profitabilitas bisnis tekstil di Medan. Pendekatan holistik ini juga mencakup pelatihan bagi karyawan dalam penggunaan teknologi dan analisis data untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Copyrights © 2025