Penguasaan bahasa inggris menjadi keterampilan esensial bagi mahasiswa dalam era kecerdasan buatan, karena kemampuan ini mendukung akses terhadap sumber daya digital global, pemanfaatan teknologi AI berbasis bahasa, serta memperluas peluang kolaborasi akademik dan professional secara internasional. Namun, keterbatasan AI dalam memahami konteks sosial, emosional, dan variasi aksen masih menjadi hambatan. Selain itu, faktor eksternal seperti akses internet dan biaya aplikasi juga menjadi tantangan dalam penerapannya secara luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan kemampuan pelafalan (pronounciation) bahasa Inggris pada mahasiswa, khususnya dalam aspek pelafalan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara semi-terstruktur terhadap 30 mahasiswa, penelitian ini mengungkap lima data relevan: efektivitas AI dalam meningkatkan pengucapan, AI sebagai media latihan mandiri, fleksibilitas dan kesenangan belajar melalui AI, batasan AI dalam menggantikan peran guru, serta tantangan teknis dan pedagogis. Hasil analisis menunjukkan bahwa AI efektif memberikan umpan balik pengucapan secara real-time, memperkuat kepercayaan diri, dan mendukung mahasiswaan yang fleksibel. Fitur seperti pengenalan suara dan gamifikasi terbukti meningkatkan motivasi dan keterlibatan mahasiswa. Peneliti menegaskan bahwa AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran guru, melainkan berfungsi sebagai alat bantu yang memperkuat proses pembelajaran. Interaksi manusia tetap penting untuk pengembangan kompetensi komunikasi yang holistik. Oleh karena itu, integrasi antara teknologi AI dan bimbingan pedagogis dari guru menjadi kunci dalam menciptakan pengalaman belajar bahasa Inggris yang efektif, inklusif, dan berkelanjutan.
Copyrights © 2025