Perubahan pemikiran dan bahkan juga sikap politik merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada banyak pemikir. Søren Aabye Kierkegaard, misalnya, sering menulis dengan menggunakan nama pena yang berbeda dalam berbagai karyanya, dan kemudian dalam buku terbarunya, dia malah mengkritik pemikirannya sendiri di buku sebelumnya. Kita juga bisa melihat bagaimana para pemikir dari jalur strukturalisme beralih ke jalur post-strukturalisme di era berikutnya. Begitu juga dengan Sartre. Pernah pada satu masa dia mendukung sepenuhnya rezim Stalin, dan bahkan memujinya, namun di akhir masa hidupnya dia pun menarik kembali dukungannya. Begitu pula soal sikapnya terhadap Hitler dan NAZI, Sartre menganggapnya tidak berbahaya, padahal saat itu dia sendiri sedang menempuh studi di Jerman dan seharusnya bisa menyaksikan langsung dari dekat brutalnya ideologi NAZI; dan benar saja, ternyata pandangannya itu memang terbukti salah di kemudian hari. Bahkan, dalam pemikiran filosofisnya sendiri, Sartre pun mengalami perubahan mulai dari masa pemikiran filosofis awal yang menekankan kebebasan individu serta relasi antar individu yang saling berubah di masa akhir hayatnyayang mendekati Marxisme dan kesetiakawanan kelompok.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2016